KEDIRI – Mengacu sumber dari Ahli Astronomi dan Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa (BRIN), Thomas Djamaluddin. Gerhana matahari di Indonesia akan berlangsung sekitar Senin malam hingga Selasa dini hari. Disebutkan, peristiwa munculnya cincin besar di langit ini, sebagai pertanda bulan baru penanda awal Syawal 1445 H.
“Karenanya pada saat Maghrib 9 April di Indonesia posisi bulan sudah cukup jauh meninggalkan Matahari, sekitar 8 derajat. Secara hisab atau perhitungan dan rukyat atau pengamatan, posisi bulan sudah meyakinkan masuk awalnya Syawal atau Idul Fitri pada 10 April 2024,” tutur Thomas Djamaluddin, mengutip salah satu media online.
Bersamaan pada waktu tersebut, memasuki Selasa dini hari di Kota Kediri langsung disambut hujan deras disertai suara petir yang menyambar. Hal ini menimbulkan sejumlah pertanyaan, bila dihubungkan mitos Tanah Jawa dilihat dari momen spiritual atau mistis.
Sejumlah masyarakat masih mempercayai, bahwa hujan deras disertai petir, pasca gerhana matahari. Memberikan petunjuk atau peringatan akan sesuatu bakal terjadi di masa depan.
“Beberapa mitos menyebutkan pertanda kedatangan rejeki atau keberuntungan. Namun di sisi lain, ada yang percaya bakal adanya bencana atau peristiwa tidak menyenangkan akan terjadi. Namun saya meyakini ini pertanda baik bagi kita semua, selaku hamba Gusti Allah,” ungkap salah satu tokoh paranormal di Kediri, enggan disebutkan identitasnya.
Perlu diketahui, gerhana matahari total adalah peristiwa langka yang terjadi ketika bulan sepenuhnya menutupi matahari. Menyebabkan kegelapan total namun justru memunculkan sebagian besar masyarakat dan para ilmuwan menikmati keindahan alam.
Namun demikian, masyarakat tetap diminta percaya kabar resmi bersumber Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Informasi yang disampaikan lebih akurat, apalagi terkait potensi bencana alam dikarenakan perubahan cuaca ekstrem.
editor : Nanang Priyo Basuki