KEDIRI – Suara bola memantul di GOR Universitas Kadiri (Unik) Minggu (9/11) bukan sekadar irama pertandingan. Ia menjadi denting semangat generasi muda, yang tengah menulis kisahnya sendiri dalam Mbak Dina Cup 2025 — sebuah turnamen basket yang lahir bukan hanya dari ambisi menang, tapi dari cinta pada pembinaan dan kebersamaan.
Turnamen ini digagas oleh Dinayana Kristian, anggota DPRD Kota Kediri, yang ingin menghadirkan wajah baru bagi dunia basket muda. Bagi Dinayana, keberhasilan seorang atlet tak berhenti pada kemampuan teknis. Ia tumbuh dari sinergi: tangan orang tua yang mendukung, bimbingan pelatih yang sabar, dan tekad anak yang tak kenal lelah.
Sebuah simbol menyentuh diperkenalkan di pembukaan: bola berpindah dari orang tua, menuju pelatih, lalu ke tangan anak yang melakukan slam dunk. Simbol sederhana, namun bermakna dalam — perjalanan tumbuh kembang atlet muda tak pernah berjalan sendiri.
“Di Mbak Dina Cup, kami tak sekadar menggelar kompetisi. Kami ingin memastikan kesejahteraan pemain dengan fasilitas BPJS, dukungan KMC Fisioterapi, dan ruang bagi orang tua untuk menjadi bagian dari proses ini,” ujar Dinayana Kristian, dengan senyum yang menggambarkan keyakinan akan masa depan olahraga di kotanya.
Dukungan juga mengalir dari Andy Djunaidi, Ketua Perbasi Kota Kediri. Ia melihat turnamen ini sebagai ladang pengalaman bagi para pemain muda — ruang untuk menumbuhkan kepercayaan diri, memperkuat mental, dan membangun objektivitas dalam seleksi atlet berbakat.
“Semakin sering anak-anak bertanding, semakin terasah mental dan kemampuan mereka. Dari jam terbang itulah karakter terbentuk, dan kami bisa menilai potensi mereka dengan lebih jernih,” tutur Andy.
Tak hanya pejabat dan pelatih, legenda hidup basket Kediri, Lie Gwan Ming, atau yang akrab disapa Rendy Yuwono, turut hadir memberi semangat. Sosok yang pernah membawa harum nama Kediri itu menegaskan bahwa kunci keberhasilan seorang atlet terletak pada niat.
“Kemampuan bisa diasah, tapi niat adalah bahan bakar utama. Jika hati sudah ikhlas berlatih, seberat apa pun latihan akan terasa ringan. Keikhlasan itu yang akan membawa seseorang pada puncak pencapaian,” pesannya, diiringi tepuk tangan para pemain muda yang menatapnya penuh kagum.
Mbak Dina Cup 2025 bukan sekadar turnamen. Ia menjadi ruang perjumpaan antara cita-cita dan nilai-nilai: kerja keras, dukungan keluarga, dan ketulusan hati. Di antara sorak penonton dan deru sepatu di lantai GOR, Kediri sedang melahirkan generasi baru — bukan hanya atlet tangguh, tapi juga manusia yang utuh.









