KEDIRI – Rabu (22/10) pagi di Desa Wonorejo, Kecamatan Ngadiluwih, udara terasa lebih hangat dari biasanya. Bukan karena matahari, melainkan karena ribuan santri Madrasah Raudlatut Thalabah memenuhi jalanan dengan tawa, lantunan shalawat, dan balutan sarung yang berkibar seperti bendera semangat.
Mereka berlari santai dalam acara bertajuk “Sarung Fun Run”, cara unik para santri merayakan Hari Santri Nasional 2025. Di sepanjang rute sejauh hampir tiga kilometer itu, warna-warni sarung menari di bawah sinar pagi — menciptakan pemandangan indah yang hanya mungkin lahir dari perpaduan iman dan keceriaan.
Petugas dari Polsek dan Koramil Ngadiluwih tampak berjaga di setiap persimpangan, memastikan arus lalu lintas tetap lancar. Sementara dari sisi jalan, para guru, wali murid, dan warga sekitar tak henti memberi semangat pada para peserta yang berlari sambil bershalawat, membentuk harmoni antara tradisi, olahraga, dan spiritualitas.
Ketua Madrasah Raudlatut Thalabah, Arif Billah, menjelaskan bahwa kegiatan dimulai sejak pagi.
“Kita mulai dengan apel dan tahlil bersama pukul 07.00 WIB, lalu peserta dilepas setengah jam kemudian,” ujarnya dengan senyum bangga.
Rute sepanjang 2,9 kilometer membentang melewati Desa Wonorejo hingga Badal Pandean, menjadi arena kebersamaan lintas generasi santri — dari yang masih di kelompok bermain, taman kanak-kanak, madrasah ibtidaiyah, hingga madrasah aliyah. Untuk anak-anak kecil, rute dipersingkat menjadi 1,9 kilometer, agar tetap aman dan menyenangkan.
“Pesertanya sekitar seribu orang,” lanjut Arif. “Anak-anak TK dan kelompok bermain bahkan didampingi langsung oleh orang tua mereka. Bukan hanya berlari, tapi juga belajar tentang makna kebersamaan.”
Namun di balik tawa dan langkah ringan itu, Sarung Fun Run bukan sekadar kegiatan olahraga. Sarung, bagi santri, bukan hanya pakaian — ia adalah simbol jati diri, lambang kesederhanaan yang membungkus semangat dan keikhlasan.
“Santri itu identik dengan sarung. Sederhana, tapi kuat. Santai, tapi penuh makna,” ujar Arif dengan nada reflektif. “Kegiatan ini mengingatkan kita bahwa semangat santri selalu hidup, dalam setiap langkah, dalam setiap doa.”
Sejak garis start hingga finish, suasana meriah tak pernah padam. Ada tawa anak-anak kecil yang berlari dengan sarung yang melorot, ada guru-guru yang berlari sambil menepuk tangan memberi semangat, dan ada orang tua yang dengan mata berbinar mengikuti langkah buah hatinya.
Di akhir acara, panitia membagikan doorprize sebagai bentuk apresiasi dan kegembiraan bersama. Tapi lebih dari hadiah, momen paling berharga adalah rasa kebersamaan yang tumbuh di antara mereka — santri, guru, dan keluarga, semua dalam satu napas: cinta terhadap tradisi pesantren.
Sarung Fun Run menjadi bukan sekadar perayaan Hari Santri, tapi juga refleksi tentang bagaimana nilai-nilai pesantren tetap relevan di tengah zaman yang berubah cepat. Ia mengajarkan bahwa kebersamaan bisa hadir dalam tawa, iman bisa tumbuh di tengah olahraga, dan cinta tanah air bisa diwujudkan dengan cara yang sederhana — berlari bersama dalam balutan sarung dan shalawat.
Di penghujung acara, hamparan sarung yang berkibar di Desa Wonorejo seolah mengirim pesan:
Santri boleh berlari santai, tapi semangatnya tak pernah berhenti.
Dari langkah-langkah ringan itu, lahir energi yang meneguhkan bahwa santri bukan hanya penjaga ilmu dan akhlak, tapi juga penjaga persaudaraan dan kebersamaan.
Sarung Fun Run tahun ini menegaskan satu hal — bahwa di balik kesederhanaan, selalu ada kekuatan. Di balik tawa, selalu ada doa. Dan di balik setiap langkah, selalu ada semangat santri yang tak akan pernah padam.
jurnalis : Anisa Fadila
Bagikan Berita :Kami atas nama PT. Kediri Panjalu Jayati menyampaikan terkait Penggunaan Ulang Karya Jurnalistik Tanpa Izin, UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Kami mengingatkan bahwa setiap konten berita yang diterbitkan oleh kediritangguh.co merupakan karya cipta yang dilindungi undang-undang. Oleh karena itu, setiap bentuk penggandaan, pengutipan penuh, maupun publikasi ulang tanpa izin melanggar hukum dan dapat dikenai sanksi pidana.









