KEDIRI – Pada Minggu (9/11), Taman Sekartaji menjelma menjadi lautan adrenalin dan semangat muda dalam gelaran Rock Heroes ke-12, persembahan dari Rock Community Kediri. Tak sekadar konser, acara ini menjadi perayaan dua hal sakral: Hari Pahlawan dan ulang tahun ke-13 komunitas rock terbesar di kota tahu ini.
Ketua Rock Community Kediri, David CB, menuturkan bahwa Rock Heroes memang selalu hadir setiap tahun di momen Hari Pahlawan — sebuah cara mereka menghormati semangat perjuangan melalui dentuman musik. “Karena 10 November tahun ini jatuh pada Senin, kami majukan satu hari agar lebih banyak yang bisa datang,” jelasnya.
Taman Sekartaji kembali dipilih menjadi panggung utama setelah sukses besar pada tahun sebelumnya. Dengan konsep konser band tribute, para musisi lokal dan tamu dari luar kota tampil menghentak. CB Band, CB Veteran, Snapburn, Gema Praja, The Brothers dari Madiun, serta Nagha Band dari Yogyakarta bergantian memanaskan suasana malam.
Namun, Rock Heroes bukan hanya untuk mereka yang sudah mapan di panggung musik. Sejak pagi, band-band pelajar, solo drum, dan solo gitaris muda unjuk gigi. Bukan untuk dinilai, tapi untuk diberi ruang tumbuh.
“Kami ingin mereka berani tampil. Ini bentuk dukungan kami terhadap regenerasi musisi rock di Kediri,” ujar David, penuh keyakinan.
Tiga tahun terakhir, geliat musik rock di Kediri terasa semakin hidup. Tak hanya di kota ini, tapi juga di berbagai penjuru Indonesia.
“Kediri sejak dulu dikenal sebagai kota musik. Kami merasa punya tanggung jawab menjaga bara semangat itu agar tak padam,” imbuhnya.
Kini, Rock Community Kediri menaungi puluhan band dengan hampir 200 anggota lintas generasi — dari anak SD hingga musisi profesional.
“Kami tidak mengenal batas antara junior dan senior. Prinsipnya satu: guyub dan rukun. Di setiap kegiatan, kami sisipkan misi kaderisasi agar semangat rock tetap menyalakan panggung-panggung di Kediri,” kata David menutup dengan senyum.
Malam itu, Rock Heroes membuktikan bahwa jiwa kepahlawanan tak selalu lahir dari pertempuran. Kadang, ia hidup dalam nada gitar, dentuman drum, dan semangat yang tak mau tunduk pada zaman.
Di bawah gemerlap lampu panggung, musik menjadi bentuk perjuangan — menjaga warisan, menyulut inspirasi, dan meneguhkan bahwa Kediri tak pernah kehilangan roh rock-nya.









