KEDIRI – Suasana penuh warna dan keceriaan menyelimuti GOR Jayabaya, Rabu (24/9). Ribuan anak TK berbaur dengan kuas dan pewarna di tangan, antusias mengikuti Gebyar PAUD bertema “Membatik Sejak Dini, Lestarikan Budaya Negeri”.
Sedikitnya 1.100 anak terlibat dalam kegiatan ini. Bukan sekadar ajang kreativitas, tetapi juga wadah edukasi dan upaya melestarikan budaya batik sebagai warisan bangsa.
Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, menekankan bahwa batik bukan hanya karya seni, melainkan warisan budaya penuh nilai karakter yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
“Kegiatan ini penting untuk menanamkan cinta tanah air dan rasa menghargai budaya sejak dini. Anak-anak tidak hanya berkreasi, tetapi juga belajar mengenal budaya Indonesia,” ujar Vinanda.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri, Moh. Anang Kurniawan, menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi langkah awal bagi anak-anak untuk mengenal, memahami, dan mencintai batik.
“Harapannya setelah mengenal batik, anak-anak juga akan peduli pada proses pembuatannya hingga ikut menjaga kelestariannya. Apalagi kegiatan ini bertepatan dengan Hari Batik Nasional, sehingga kesannya akan lebih mendalam,” jelasnya.
Anang juga menegaskan bahwa pembinaan karakter berbasis budaya akan terus berlanjut melalui program pendidikan di berbagai jenjang. Bahkan, anak-anak akan diajak lebih dekat dengan warisan lokal, yakni batik tenun khas Kediri, lewat kunjungan rutin ke sentra-sentra tenun.
Acara berlangsung meriah. Tawa riang anak-anak terdengar bersahut-sahutan, sementara tangan-tangan mungil mereka sibuk memberi warna pada kain. Ada yang bercanda karena cat menempel di tangan, ada pula yang serius menyelesaikan karyanya.
Keceriaan itu menjadi simbol nyata bahwa melestarikan budaya bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan sejak usia dini.