KEDIRI – Akhlak mulia, ilmu pengetahuan, dan kesehatan jasmani menjadi fondasi utama dalam mencetak generasi unggul. Semangat itu terlihat jelas saat ratusan santri putri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis yang digelar Minggu (13/7).
Sedikitnya 500 santri dari berbagai usia tampak antusias mengikuti rangkaian pemeriksaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Layanan kesehatan ini mencakup cek mata, telinga, tekanan darah, kesehatan jiwa, hingga tes kebugaran untuk remaja usia 13 hingga 15 tahun.
Sekitar 100 tenaga medis dikerahkan dari sembilan puskesmas di bawah koordinasi Dinas Kesehatan Kota Kediri. Mereka bahu membahu memastikan seluruh santri mendapatkan layanan optimal.
Menko PMK Prof. Dr. Pratikno menekankan pentingnya menjaga kesehatan sebagai bagian dari penguatan SDM di lingkungan pesantren. “Santri harus cerdas dan berakhlak mulia, tapi juga wajib sehat. Kalau pintar tapi sakit, tidak akan maksimal kontribusinya,” ujarnya.
Wujudkan Generasi Emas

Ia juga menyoroti pentingnya akses air bersih, sanitasi layak, dan gizi seimbang sebagai elemen krusial dalam membangun ekosistem kesehatan berkelanjutan.
Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi, yang turut hadir, mengajak para santri untuk bersyukur bisa belajar di lingkungan pesantren. Ia menyebut Lirboyo sebagai pesantren strategis dalam menyiapkan generasi emas 2045.
“Nilai-nilai keprihatinan dan kemandirian yang tumbuh di pesantren akan menjadi bekal kuat menghadapi tantangan global,” katanya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengapresiasi inisiatif tersebut. Menurutnya, sinergi antara pemerintah dan pesantren menjadi kunci dalam membangun masa depan bangsa.
“Ini bentuk investasi jangka panjang. Dampaknya mungkin tidak langsung terlihat, tapi akan sangat besar nanti,” tegasnya. Emil juga menyampaikan bahwa Jawa Timur saat ini menduduki peringkat kedua nasional dalam penyediaan layanan kesehatan gratis.
Berbagai program Pemprov Jatim untuk pesantren turut dipaparkan, seperti BOSDA Madin, LPPD, dan BPOPP yang menyasar peningkatan mutu pendidikan dan kesejahteraan di lingkungan pesantren.
KH An’im Falahuddin Mahrus, perwakilan pengasuh Pondok Lirboyo, menyebut saat ini ada 16 ribu santri mukim dan total 40 ribu santri jika digabung dengan cabang di berbagai daerah, termasuk Ibu Kota Nusantara.
Ia berharap dukungan pemerintah makin nyata, termasuk pengakuan ijazah Ma’had Aly dan pembangunan rumah sakit pesantren.
“Ilmu tanpa akhlak bisa menyesatkan. Tapi akhlak yang memandu ilmu akan melahirkan pribadi yang bermanfaat,” pungkasnya.
jurnalis : Anisa Fadila