KEDIRI – Suryadi warga Ngadiluwih mengadukan terkait pelayanan di Puskesmas Ngadiluwih. Saat mengantarkan anggota keluarganya, mendapat penjelasan jika obat sakit kepala habis. Tidak ingin berdebat dan agar segera mendapatkan pelayanan medis, terpaksa dilarikan ke RS. Polda Bhayangkara Kediri.
“Padahal butuh segera tindakan, karena muntah-muntah dan merasa sakit kepalanya. Daripada kami debat, akhirnya kami bawa ke RS Bhayangkara,” ucapnya, kepada redaksi kediritangguh.co, Selasa (07/05).
Bukan itu saja, setelah dilakukan penelusuran rupanya Puskesmas Ngadiluwih ini kerap kali menolak melayani korban kecelakaan. Hal ini disampaikan salah satu anggota Polsek Ngadiluwih, minta identitasnya dirahasiakan.
“Padahal ada UGD 24 jam, namun setiap ada korban kecelakaan baik oleh kami selaku anggota maupun warga. Jika tidak dilarikan ke RS Arga Husada, pilihannya ke RS Gambiran atau RS Bhayangkara,” terangnya.
Belum lagi ada aduan salah satu pasien, jika terdapat salah satu perawat terlihat galak. Dikatakannya tim medis tersebut memiliki etika kurang baik komunikasi terhadap pasien.
“Ada perawat yang ngomongnya kasar kepada kami. Lalu kemana kami berobat, bila keluarga saya sakit,” terang salah satu anggota pasien minta identitasnya dirahasiakan.
Mendapatkan aduan, dr. Ahmad Chatib selaku Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten mengaku kaget. Setelah dilakukan konfirmasi terkait stok, dia mendapatkan keterangan jika obat sakit kepala tersedia.
“Kami akan telusuri sakit pasien tersebut atas nama Ibu Mahmudah. Terkait UGD di Puskesmas Ngadiluwih buka 24 jam dan tidak ada istilah menolak pasien apalagi korban kecelakaan. Terkait adanya perawat yang kurang baik etikanya, akan kami lakukan perbaikan,” terangnya.
editor : Nanang Priyo Basuki