KEDIRI – Atas pembatalan aksi simpati ke salah satu radio swasta, bakal berbuntut panjang. Meski telah diganti ngopi bareng, namun kenyataan di lapangan tidak sesuai kesepakatan di awal saat digelar pertemuan antara perwakilan Polres Kediri Kota, perwakilan radio dan perwakilan LSM Kediri.
“Kami bukan teroris, kami adalah aktifis anti korupsi,” ucap Supriyo, mewakili LSM Saroja dikonfirmasi Jumat (27/05). Demikian juga disampaikan Rahmat Mahmudi selaku Ketua Umum GR Menuju Kediri Lebih Baik (MKLB). Menurutu sosok aktifis senior ini, dengan pembatalan aksi, sebenarnya justru berdampak buruk pada nama baik LSM di Kediri.
Polres Kediri Kota dianggap tidak tegas dan dianggap tidak mampu bekerja sesuai profesional. Ketika aksi telah melalui prosedur, berkirim surat dan mendapat jaminan berlangsung aman. Justru melalui Kabag Ops Kompol Abraham Sisik didampingi Kasat Intelkam Iptu Hendro Purwo Nugroho mengaku sebagai utusan Kapolres Kediri Kota. Meminta agar aksi seharusnya digelar Rabu kemarin, 25 Mei, agar tidak digelar lalu sepakat diganti ngopi bareng di halaman salah satu radio swasta.
“Saya mohon dengan segala hormat sesuai permintaan bapak Kapolres Kediri Kota, agar tidak digelar aksi dalam bentuk apapun,” ucapnya saat bertemu perwakilan LSM di Kediri dan perwakilan pihak radio swasta. Namun yang terjadi, kesepakatan ngopi bareng tidak terwujud. Termasuk tidak hadirnya kedua perwira utusan Kapolres Kediri Kota, karena dikabarkan menjaga aksi di Kantor OJK Kediri.
“Kami menggelar aksi resmi, meminta klarifikasi secara terbuka atas pemberitaan menyebutkan anggota kami sebagai tersangka. Anda tahu dampak atas pemberitaan yang kami anggap tidak berimbang? Keluarganya shock, usahanya menjadi sepi dan warga sekitar kini menjauhinya. Bagaimana bila itu terjadi pada anda? Kami LSM anti korupsi bukan teroris, kenapa pengawalan begitu ketat,” tegas Supriyo.
Patut disayangkan, saat aksi Saroja dibatalkan, justru muncul aksi di Kantor OJK. “Bila kami dibatalkan, kenapa aksi dari kelompok lain dibiarkan? Kenapa beda perlakuan. Sudah berapa banyak kasus korupsi kami bongkar? Sudah berapa miliar, uang rakyat telah kami selamatkan? Kapan Polres Kediri Kota membongkar kasus korupsi? Jika buktinya Jembatan Brawijaya, kami yang serahkan data-data tersebut,” imbuh Ketua Dewan Pengawas Saroja.
Atas ketidakadilan dan tidak tegas apalagi telah dua aduan masyarakat disampaikan, LSM Saroja bakal menggelar aksi ditujukan ke Polres Kediri Kota. ‘Kami telah sepakat, kami akan gelar aksi menggerahkan seluruh kekuatan yang ke Polres Kediri Kota. Kami minta Bapak Kapolres Kediri Kota memberikan penjelasan secara terbuka atas sejumlah permasalahan yang kami alami. Selain itu kami akan berkirim surat kepada Kapolri dan Kapolda. Surat pemberitahuan kami sampaikan mendadak,” terangnya.