KEDIRI – Penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Kediri kian masif, hal ini dirasakan beberapa peternak. Keluhan utama dialami peternak berskala kecil, disampaikan kepada Khusnul Arif, Anggota DPRD Kabupaten Kediri dari Fraksi Partai NasDem. Pada acara penyerapan aspirasi dalam kegiatan reses masa persidangan III tahun sidang 2021/2022 dihadiri sebagian besar para peternak. Mengambil tempat di Balai Desa Karangrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Selasa (12/07). Pada acara ini menghadirkan narasumber, Catur Nanik F, Kasi Pengawasan Obat Hewan dan Peternakan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Pemerintah Kabupaten Kediri.
Sebagai wakil rakyat, Khusnul Arif berusaha menjalankan amanah menyerap dan memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Wabah PMK kini menjadi perhatiannya. Para peternak di Ngasem berharap pemerintah segera memberikan bantuan khususnya bagi peternak berskala kecil. “Kami berharap ternak kami dapat sehat kembali, kendala kami sekali suntik mahal dan sapi yang mau mati terpaksa dijual diharga sangat rendah,” ucap Bejo, salah satu peternak dari Kecamatan Ngasem.
Sejumlah pertanyaan dan harapan disampaikan dalam acara Reses ini, dan Pipin, demikian sapaan akrab politisi Partai NasDem. Akan menyampaikan kepada pemerintah daerah. Dia pun yakin, jika di bawah pemerintahan Bupati Hanindhito Himawan Pramana. Tidak akan menutup mata, lebih aware dan akan memberikan perhatian khususnya atas nasib dialami para peternak.
“Upaya Pemerintah Kabupaten Kediri dalam menanggulangi wabah virus PMK, sudah maksimal, dari DKPP sudah mengusulkan intensif peternak terdampak PMK sebesar 2 Milyar pada PAK 2022,” ungkapnya. Selain itu pemerintah juga sudah menganggarkan penanganan PMK, termasuk penambahan kuota vaksin untuk ternak.
Berdasarkan data sedikitnya 16.400 dosis vaksin disebarkan di 26 kecamatan telah disalurkan kepada hewan milik para peternak warga Kabupaten Kediri. “Yang diutamakan memang sapi perah, karena yang paling terdampak, selain sapi pedaging juga jadi perhatian. Data per-hari ini 2.034 sapi dalam kondisi sakit, 6 ekor sapi mati dan 1.139 ekor sapi telah dinyatakan sembuh,” ungkap Catur Nanik.
Diperjelas Kasi Pengawasan Obat Hewan dan Peternakan DKPP, bahwa vaksin ini diberikan kepada hewan yang sehat, tidak dalam keadaan sakit atau keadaan bunting. “Vaksin kepada hewan yang sehat, tidak sakit, tidak bunting, tidak stress. Setelah hewan divaksin, akan bereaksi setelah 2 hingga 3 hari. Harapannya menambah kekebalan tubuh sapi,” jelasnya.