KEDIRI – Alasan pihak PT. Terate Mekar Mix kembali beroperasi, karena salah satunya memasok proyek pembangunan Alun-Alun Kota Kediri. Namun dari keterangan sejumlah sumber, diduga perusahaan yang telah disegel Satpol PP hingga keempat kalinya, karena bodong tak mengurus ijin, hanyalah sekedar alibi saja.
Melalui Bagus Satriyo selaku Manajer Teknik Kontraktor PT. Surya Graha Utama. Merupakan perusahaan yang ditunjuk Pemerintah Kota Kediri selaku pemenang lelang pembangunan Alun-Alun Kota Kediri menyampaikan. Bahwa benar jika Terate Mekar Mix sebelumnya mengirim bahan namun per-20 Juli lalu, telah diputus kontraknya.
“PT. Terate itu terakhir masok 20 Juli hanya 35 kubik saja. Sisanya full dari PT. Unggul Jaya Beton sampai sekarang sekitar 800 kubik. Dasar kami memakai dua jasa perusahaan tersebut dari spek dibuat konsultan PT. Surya Unggul Nusa Cons,” ucap Bagus Satriyo saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (21/09).
Dia kemudian menyodorkan buku tebal berisi data pembangunan Alun-Alun Kota Kediri. “saya sempat datang ke Terate untuk konfirmasi karena terjadi telat pengiriman. Rupanya usaha ini telah tutup dan tidak beroperasi. Makanya sampai sekarang kita stop,” jelasnya.
Saat disinggung kenapa bisa kecolongan menggunakan perusahaan tidak berijin dalam proyek pembangunan didanai uang rakyat? Baik Bagus Satryo maupun Haris selaku konsultan pengawas mengaku, bahwa pihaknya hanya menjalankan panduan telah ditetapkan Pemerintah Kota Kediri.
Terkait hal ini, Kepala Dinas PUPR Kota Kediri, Endang Kartikasari saat dikonfirmasi Kamis siang menjelaskan. Bahwa, yang menyusun Detail Engineering Design (DED) maupun spektek terkait pembangunan Alun-Alun adalah pihak konsultan.
“Yang menyusun DED dan Spektek dari konsultan, mohon maaf DPUPR tidak mampu menyusun spektek sendiri. Yang menyusun konsultan perencana,” terangnya.
Lalu kemana Terate Mekar Mix mengirim bahan produksinya? Dari sumber kediritangguh.co, didapat kabar diduga mereka mengirim bahan ke proyek pembangunan Stadion Dhaha Jayanti berada tidak jauh dari lokasi bandara.
Jurnalis : Sigit Cahya Setyawan Editor : Nanang Priyo Basuki