suasana rakor terbatas dipimpin bupati (Neha Hasna Maknuna)

Pemkab Kediri Terapkan Jam Malam Pasca Demo, Kerugian Capai Rp500 Miliar

KEDIRI – Pasca kericuhan demo yang melanda Kabupaten Kediri beberapa waktu lalu, Pemerintah Kabupaten Kediri mengambil langkah tegas dengan memberlakukan aturan jam malam khusus bagi pelajar. Keputusan ini diumumkan langsung oleh Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, setelah menggelar rapat koordinasi bersama Forkopimda dan tokoh masyarakat di Bhagawanta, Senin (01/09).

Mas Dhito, sapaan akrabnya, menegaskan jam malam berlaku mulai pukul 21.00 WIB dan ditujukan terutama bagi para pelajar. Ia juga mengimbau masyarakat untuk menjaga lingkungannya masing-masing demi mencegah kericuhan serupa.
“Jangan sampai kejadian anarkis kemarin terulang. Ada potensi demo lanjutan di wilayah sekitar yang bisa saja merembet ke Kediri,” jelasnya.

Bupati Hanindhito mengungkapkan, kerugian akibat aksi anarkis tersebut ditaksir mencapai Rp500 miliar. Sebanyak 18 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terdampak, mulai dari pembakaran hingga penjarahan aset. Meski begitu, ia memastikan layanan publik tetap berjalan dengan memindahkan sementara beberapa OPD.

Data menunjukkan mayoritas pelaku anarkis adalah pelajar berusia 14–17 tahun. Hal ini membuat peran orang tua dan guru menjadi sangat penting.

“Ini tugas kita bersama. Orang tua harus memastikan anak-anaknya tidak terlibat dalam tindakan kriminal,” tegasnya.

Untuk mengatasi penjarahan, Pemkab Kediri membuka layanan hotline pengembalian barang. Sejumlah orang tua telah mengembalikan barang hasil jarahan, mulai dari tabung LPG, alat tulis kantor, hingga peralatan lainnya. Mas Dhito berharap barang-barang bersejarah dari museum yang hilang juga bisa kembali.

Wakil Bupati Dewi Mariya Ulfa menambahkan, tokoh agama dan masyarakat perlu menggencarkan pendekatan serta kegiatan positif bagi anak muda agar peristiwa serupa tak terulang.

Kapolres Kediri, AKBP Bramastyo Priaji, melaporkan bahwa dari 123 orang yang diamankan, 22 orang telah ditahan setelah barang bukti ditemukan. Sisanya masih dalam penyelidikan. Ia meminta camat dan kepala desa turut mengingatkan orang tua agar lebih mengawasi anak-anak mereka.

“22 orang sudah ditahan karena ada bukti kuat. Yang lainnya masih kami dalami,” ungkapnya.

Sementara itu, Danramil Ragil Jaka menyatakan penyesalan mendalam atas kejadian ini dan menegaskan dukungannya terhadap langkah pemerintah dan kepolisian dalam menjaga keamanan.

Kapolres Kota Kediri, AKBP Anggi Saputra Ibrahim, juga melaporkan ada 20 orang diamankan, terdiri dari 11 dewasa dan 4 anak yang masih dalam pendalaman.

Kajari Kediri, Ismaya Hera Wardanie, menegaskan komitmennya menindak tegas pelaku anarkisme. Namun, khusus pelajar, pendekatan hukum tetap memperhatikan perlindungan anak.

“Di satu sisi, kita harus melindungi anak-anak. Namun, tindakan mereka sudah mengarah pada perusakan,” tegasnya.

jurnalis : Neha Hasna Maknuna