foto : Neha Hasna Maknuna

Pemkab Kediri Ajak Masyarakat Peduli Kebersihan Sungai

Bagikan Berita :

KEDIRI – Pemerintah Kabupaten Kediri masih menempatkan sosialisasi dan pembinaan sebagai garda terdepan dalam penanganan persoalan sampah. Meski aturan sanksi bagi pembuang sampah sembarangan telah tersedia, penegakan hukum penuh belum dijalankan.

“Penindakan bisa saja dilakukan, namun saat ini prioritas kami adalah kampanye masif agar masyarakat sadar,” tegas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti, Sabtu (20/9).

Sejalan dengan arahan pemerintah pusat, Pemkab Kediri menggelar aksi bersih-bersih sungai dalam rangka World Cleanup Day Indonesia (WCDI) 2025. Bupati Kediri bahkan telah mengeluarkan surat edaran untuk membuka ruang pelaksanaan kegiatan mulai 15 September hingga 10 Oktober 2025, dengan target partisipasi mencapai 5 persen dari jumlah penduduk, atau sekitar 80.000 warga.

“Tahun ini gaungnya lebih besar, lebih serentak, dan keterlibatan masyarakat juga makin luas. Kami ingin sungai-sungai di Kediri, terutama titik rawan, benar-benar bersih dan terbebas dari sampah,” tutur Putut.

Fokus di Titik Rawan Banjir

Lokasi pembersihan difokuskan pada sungai yang kerap memicu banjir tahunan akibat sampah domestik, mulai dari plastik, popok, hingga limbah rumah tangga.

“Hari ini ada dua titik utama pembersihan, yaitu Sungai Bendo Krosok di Maron dan Sungai Bendo Mongal di Jatirejo, dekat SMP,” jelasnya.

Aksi ini melibatkan unsur luas: OPD, Satpol PP, Dinas PUPR, komunitas lingkungan, bank sampah, TP PKK, TNI, Polri, pelajar, hingga masyarakat umum. Tidak sekadar mengangkut sampah, kegiatan juga disertai sosialisasi door-to-door oleh tim PKK dan DLH untuk mengingatkan warga agar tidak lagi menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan.

Menurut Putut, aksi ini dirancang untuk memberi pemahaman, bukan hanya pembersihan sesaat.

“Kalau ada yang bisa dipilah, kita serahkan ke pengelola sampah agar bernilai guna. Sisanya, DLH akan bawa ke TPA,” terangnya.

Putut menegaskan bahwa keberhasilan menjaga sungai tetap bersih tidak hanya bergantung pada kegiatan tahunan, melainkan pada kesadaran kolektif masyarakat.

“Harapan kami, semakin banyak warga sadar, semakin terjaga pula sungai-sungai kita. Dengan begitu, risiko banjir bisa ditekan dan lingkungan tetap sehat,” pungkasnya.

jurnalis : Neha Hasna Maknuna
Bagikan Berita :