KEDIRI – Wong Jowo Ojo Ilang Jawane, istilah ini kadang kerap tidak terlintas di pikiran kita. Hal inilah menjadi alasan digelarnya Peringatan Tahun Baru Islam 1446 Hijriah, bertempat di Pasar Pahing Kota Kediri, Jumat Pagi (19/07). Bagi orang Jawa, Bulan Muharram atau Bulan Suro masih dianggap bulan yang disakralkan.
Disampaikan Iswahyuni selaku Koordinator Pasar Pahing, bahwa acara Suroan sebelumnya berbeda dibanding tahun ini. Sengaja dikonsep lebih meriah dan bernuasakan budaya. Semua ini tidak lepas komunikasi dibangun pihak Perumda Pasar Joyoboyo dengan paguyuban pedagang pasar.
“Tradisi ini sudah ada sejak berdirinya Pasar Pahing. Meskipun pasar sudah dilakukan pembangunan kembali, namun budaya tetap dilestarikan. Ini diperingati pada Jumat Pahing sesuai berdirinya Pasar Pahing,” ujarnya.
Adapun rute kirab yang baru kali ini diselenggarakan, memutari seluruh penjuru pasar. Mulai dari lapak tradisional hingga bangunan ruko. Adapun peserta kirab merupakan gabungan pedagang dan karyawan pasar, terlihat membawa gunungan berisikan hasil bumi dengan memakai baju khas jawa.
Para pedagang dan pengunjung pasar, terlihat cukup terhibur. Bahkan begitu acara selesai dan gunungan diturunkan, langsung dijadikan ajang rebutan ditutup doa bersama.
Atas digelarnya acara ini, Djauhari Luthfi selaku Direktur Perumda Pasar Joyoboyo berharap. Adanya acara Suroan di lokasi pasar tertua di Kota Kediri, dapat berimbas larisnya dagangan dan menjadi pusat kunjungan utama bagi pembeli untuk memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga.
“Kita senang, memang sangat bagus sekali dari kirab itu tumpengan semua hasil bumi dengan tujuan pasar semakin ramai banyak masyarakat datang. Kami sebagai pengelola pasar berusaha menjadikan pasar ini nyaman untuk masyarakat kota kediri,” tuturnya.
Jurnalis : Sigit Cahya Setyawan Editor : Nanang Priyo Basuki