KEDIRI – Gunung Kelud tidak hanya menyimpan keindahan alam, namun menyimpan banyak potensi alam bernilai ekonomi tinggi. Menyebut nanas, buah berwarna kuning keemasan dan memiliki rasa manis. Rupanya, salah satu produk unggulan di Kabupaten Kediri, sudah memasuki pasar luar negeri.
Itulah yang menjadi alasan pemerintah pusat melalui Deputi Bidang Pertanian Ketahanan Pangan dan Inovasi, Sekretariat Kabinet RI hadir secara khusus, pada Rabu (29/5). Agenda ini sebagai bentuk monitoring pemerintah pusat. Agar capaian ekspor bisa sesuai dengan target yang ditetapkan
“Kami dari sekretariat kabinet bersama sama melakukan pemantauan, evaluasi dan pengendalian atas kebijakan program pemerintah. Dimana kami ingin melihat program gerakan tiga kali lipat ekspor khusus hortikultura dalam hal ini nanas,” jelas Ida Dwi Nilasari, selaku asisten deputi.
Diterangkannya, berdasarkan data bahwa produksi nanas di Kabupaten Kediri, melalui Koperasi Nanas Sumber Rejeki. Rupanya telah mencapai target para pemesan di luar negeri.
Kedatangan utusan pemerintah pusat disambut baik Pemerintah Kabupaten Kediri. Disambut Wakil Bupati Kediri Dewi Maria Ulfa didampingi Adi Suwignyo, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta para petani nanas.
Disampaikan Mbak Dewi sapaan akrab wakil bupati, bahwa keberadaan nanas diberi nama Simplek Jumbo. Telah mampu menembus pasar Eropa dan Amerika, dengan tidak lepas menggandeng warga lokal. Tentunya hal ini bisa memberikan dampak yang positif dari segi peningkatan ekonomi
“Agenda saya mendampingi Asdepnya Seskab melihat Kelud. Karena hari ini Nanas Simplek Jumbo sudah masuk ekspor dan permintaannya lumayan banyak ke Amerika dan Georgia,” terang Mbak Dewi.
Ditambahkannya, dalam penggelolaan akan melibatkan pemberdayaan masyarakat setempat. “Kita mengharap dengan kedatangan kementerian ini, pasar kita bisa semakin bertambah,’ jelasnya
Tentunya dalam proses ekspor nanas ini banyak rintangan yang harus dihadapi. Pertama ialah stok nanas yang terbatas dan produksi yang belum berjalan maksimal
“Kendala produksi belum maksimal dan ketika permintaan banyak, kita belum bisa memenuhi permintaan. DKPP sudah menyiapkan lahan 6 hektar dan semoga bisa memenuhi permintaan pasar,” terang wakil bupati.
Lalu berapa omzet yang didapat? Dijelaskan Ketua Koperasi Nanas Sumber Rejeki, Muhammad Sa’ban Setiabudi. Bahwa ekspor nanas ini berdampak omzet ratusan juta rupiah. Meskipun koperasi yang didirikan masih seumur jagung
“Sebenarnya ekspor ini mandiri. Lalu karena ada kesepakatan agar petani bisa lebih maju maka dibentuklah koperasi. Dulu pernah ekspor tiga kali dengan jumlah total 75 ton. Untuk satu nanas dihargai 40 ribu jika sudah masuk negara lain. Omzetnya bisa mencapai 150 juta rupiah,” terangnya
Petani nanas melalui ketua koperasi berharap ada uluran tangan dari pemerintah kabupaten. Dari usaha ini terdapat beberapa kebutuhan penting, salah satunya wadah untuk nanas. Agar bisa bertahan dan aman sampai negara tujuan.
“Harapannya Pemerintah Kabupaten Kediri bisa membantu wadah usaha nanas. Agar bisa aman sampai ke negara tujuan. Karena selama ini kita masih kesulitan dalam mencari wadahnya,” terang Sa’ban
jurnalis : Wildan Wahid Hasyim editor : Nanang Priyo Basuki