KEDIRI – Pemerintah terus mempercepat langkah menuju swasembada gula dan penguatan ketahanan energi nasional. Salah satu upaya konkret terlihat dari kunjungan kerja Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, ke Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru, Kediri, pada Selasa (15/7). Kunjungan ini menjadi bagian dari agenda koordinasi nasional bersama pelaku industri gula BUMN.
Acara tersebut turut dihadiri manajemen dan karyawan dari seluruh PTPN se-Indonesia. Dalam sambutannya, Mentan Amran menegaskan bahwa kehadirannya bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk nyata keseriusan pemerintah dalam membenahi sektor gula nasional.
“Saya hadir bukan hanya untuk bicara, tapi membawa semangat perubahan nyata. Kita serius membangun kembali kejayaan gula Indonesia,” tegas Amran.
Dalam kesempatan tersebut, Amran membawa angin segar bagi industri gula nasional. Ia mengumumkan pencairan dana sebesar Rp200 miliar melalui perbankan untuk memperkuat operasional sektor gula, serta percepatan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencakup sektor pangan dan perkebunan tebu.
Mentan juga menekankan pentingnya pola tanam plasma yang disiplin. Menurutnya, keberhasilan produksi sangat bergantung pada pendampingan intensif dari manajer hingga level direksi.
“Salah tanam bisa berdampak besar. Manajer harus hadir mendampingi petani di lapangan. Ini tanggung jawab bersama, bukan cuma petani,” ujarnya.
Mengenai target swasembada, Mentan optimistis Indonesia bisa kembali mencapai titik kejayaan seperti periode 2016–2018. Ia yakin, dengan perluasan lahan dan peningkatan produktivitas, kemandirian gula bisa terwujud dalam waktu dekat.
Selain produksi, Amran juga menyoroti pentingnya hilirisasi produk. Ia mencontohkan nilai tambah dari produk kelapa yang bisa meningkat hingga 10.000 persen jika diolah secara industri, bukan dijual dalam bentuk mentah.
“Kita harus berhenti ekspor bahan mentah. Nilai tambah itu ada pada industri pengolahan. Inilah saatnya kita ubah paradigma,” tegasnya.
Di akhir sambutannya, Amran mengajak seluruh elemen di sektor pertanian dan perkebunan BUMN untuk menyatukan langkah, memperkuat sinergi, dan menjadikan industri gula sebagai tulang punggung ketahanan pangan dan energi nasional.
“Kalau petani sejahtera, seluruh bangsa akan ikut bahagia. Ini bukan sekadar mimpi, tapi harga diri bangsa yang harus kita perjuangkan bersama,” pungkasnya penuh semangat.
jurnalis : Anisa Fadila