KEDIRI – Festival Omah Sawah di Burengan kembali hadir dengan semarak, dimulai Jumat kemarin, menghadirkan deretan stand kuliner yang menggoda selera. Sesuai amanah Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati, meminta kepada panitia penyelenggara untuk memberikan ruang khusus kepada UMKM Lolal.
Dari jajanan tradisional hingga olahan kekinian, semua berpadu dalam satu bazar UMKM yang bukan sekadar pelengkap hiburan, tetapi juga menjadi panggung penting bagi para pelaku usaha lokal untuk memperkenalkan karya terbaik mereka.
Di antara gemerlap stand, Komunitas UMKM Srikandi Mapan tampil menawan dengan membawa puluhan produk unggulan hasil tangan anggotanya. Ragam sajian khas tersaji rapi di meja pameran: tahu petis yang gurih, lontong tahu yang hangat, jembler dan onde-onde ketawa yang manis, hingga donat, brownies, puding, ayam rambutan, mocci, dan sambal khas yang menggugah rasa.
Semua itu adalah titipan dari para anggota komunitas yang tersebar di berbagai penjuru Kota Kediri. “Produk-produk ini kami kumpulkan dari para anggota, lalu dipajang di stand secara bergantian. Stand ini akan buka mulai Jumat hingga Minggu,” tutur Ana, salah satu pelaku UMKM Srikandi Mapan.
Menurut Ana, selama ini produk mereka lebih banyak dipasarkan secara sederhana—dari mulut ke mulut, lewat pesanan online, hingga lewat acara arisan atau pengajian. Namun kesempatan tampil di Festival Omah Sawah menjadi momentum penting untuk memperluas jangkauan.
“Lewat festival seperti ini, produk kami bisa dikenal lebih banyak orang, bahkan dari luar daerah. Harapannya, omset bisa meningkat, dagangan semakin laris, dan tentu saja kegiatan semacam ini sering digelar agar UMKM bisa naik kelas dan lebih dikenal masyarakat,” imbuhnya penuh harap.
Festival Omah Sawah pun tak hanya menjadi ruang pertemuan budaya dan kuliner, tetapi juga wadah bagi mimpi-mimpi kecil para pelaku UMKM Kediri untuk tumbuh lebih besar, melangkah lebih jauh, dan semakin percaya diri menatap masa depan.
jurnalis : Anisa Fadila