KEDIRI – Manajemen Persedikab akhirnya buka suara pasca kegagalan naik ke Liga 2. Dentama Ardiratna selaku manajer saat dikonfirmasi, Jumat (17/05) mengaku heran atas hasil yang diraih. Menurutnya di 2 laga terakhir tim-nya bermain bagus dan punya banyak peluang. Hanya saja kemenangan belum menghampiri.
“Banyak tahu upaya apa yang kita lakukan tapi ya tidak tahu kemarin sudah di depan gawang juga tidak masuk, lawan Tri Brata tinggal nyundul lawan kosong juga tidak masuk. Saya jadi manajer ya mumet, harus bagaimana lagi,” ujarnya.
Dikatakan Denta, dirinya akan melaporkan semua kepada Bupati Kediri Hanindhito Pramana selaku ketua Umum Persedikab. Bahwa dirinya siap menjalankan semua keputusan dan perintah termasuk pembubaran tim. Dia pun mengaku telah melakukan segala upaya demi menunjang keberhasilan tim seperti gaji, bonus penginapan hingga menambah staf kepelatihan.
“Musim ini staf pelatih juga paling banyak, ada head coach, asisten, pelatih kiper, analis 2, dan physio. Saya rasa juga sudah maksimal. Kalau bilang keberuntungan, kok alasannya keberuntungan. Didengar juga tidak pas,” jelasnya.
Terkait penjelasan anggaran tim mencapai Rp. 7 milyar, dirinya membantah hal tersebut. Karena dana tersebut merupakan anggaran tahun 2022. “Pada saat itu liga tidak jadi digelar dan dana tidak turun,” jelasnya.
Denta menjelaskan, bahwa anggaran yang dipakai bersumberkan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) yang didapat di tahun 2023 dan 2024, namun jumlahnya tidak sama dengan tahun 2022.
“Tidak enak menyebutkan, karena sudah dibilangi kalau tidak boleh disebutkan. Tapi beda banget, tidak sebesar itu (7 Milyar, red). PAK 2023 kita pakai untuk babak provinsi dan 2024 untuk nasional. Itu juga termasuk tim kelompok umur. Masih ada sisa dan akan digunakan untuk musim depan,” jelas Denta.
Jurnalis : Sigit Cahya Setiawan Editor : Nanang Priyo Basuki