KEDIRI – Sejumlah ibu rumah tangga sejak Sabtu kemarin mengeluhkan kesulitan mendapatkan LPG 3kg baik di pangkalan maupun pengecer. Aduan ini kemudian ditindaklanjuti tim gabungan dari Disperindag, Pertamina, Bagian Perekonomian, Bank Indonesia dan Hiswana Migas, Senin (24/07).
Salah satu pemilik pangkalan minta identitasnya dirahasiakan, justru meminta tim gabungan sidak di lokasi kandang ayam atau lahan pertanian.
“Secara aturan seharusnya menggunakan gas non subsidi. Kenapa malah sidaknya ke pangkalan? Jelas aman-aman saja. Barang datang langsung dibagikan ke pengecer dan pelanggan,” jelasnya.
Adapun lokasi dijadikan sidak, pangkalan LPG di Kelurahan Gayam Kecamatan Mojoroto. Gusni selaku pemilik pangkalan menyampaikan bahwa semua pelanggannya masih terpenuhi.
“Saya tetap jual 16 ribu, tidak pernah naik. per-kepala keluarga seminggu tidak boleh lebih dari dua kali. Jika ada yang menolak memberikan KTP, tidak akan saya beri gas,” ucapnya.
Dikonfirmasi usai sidak, Kepala Disperindagin Wahyu Kusuma Wardhani melalui Kabid Perdagangan Rice Oryza Nusivera menjelaskan. Bahwa aduan masyarakat terkait LPG, karena terkendala tanggal merah di Pertamina.
“Hari Minggu Serasa tidak ada penjual LPG makanya terjadi kepanikan. Setelah kita koordinasi dengan Pertamina memang pengiriman LPG, hari Minggu itu off sama tanggal merah. Saya minta melalui media, agar semua masyarakat tidak terjadi panic buying, bisa beli lewat pangkalan jangan ke pengecer,” terangnya.
Terkait kuota bagai petani, Rice Oryza menyampaikan jika pihaknya menjalankan petunjuk Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar agar tidak dibatasi menjaga stabilitas inflasi.
“Seperti yang disampaikan oleh Bapak Walikota. Menurut petunjuk beliau mohon untuk petani jangan dibatasi kuotanya. Karena petani ini membantu untuk menjaga stabilitas inflasi yang ada di Kota Kediri. Tapi dengan persyaratan dikeluarkan Pertamina, untuk minta rekomendasi ke Dinas Ketahanan Pangan,” jelasnya.
Saat ditanya terkait sejumlah hotel, restoran dan cafe menggunakan LPG subsidi? “Surat dari provinsi, nanti Agustus akan ada sidak lagi terkait hotel, restoran dan kafe (Horeka). Mereka tidak berhak menggunakan LPG melon. Kita menunggu surat akan melakukan sidak. Karena indikasi kelangkaan itu banyak bukan hanya horeka, laundry seharusnya beralih ke tabung 12 kg,” terangnya.
Jurnalis : Kintan Kinari Astuti Editor : Nanang Priyo Basuki