KEDIRI – Lapangan Lirboyo Kecamatan Mojoroto, selama dua hari menjelma menjadi panggung kebudayaan dan UMKM yang sarat rasa. Ragam kesenian tradisional berpadu dengan hangatnya kebersamaan warga dalam balutan Lirboyo Ngangeni Festival. Sebuah perayaan yang bukan sekadar tontonan, melainkan ruang perjumpaan batin antara masa lalu, masa kini, dan generasi yang akan datang.
Dentang musik tradisi, gerak tari yang anggun, hingga kisah-kisah leluhur yang dituturkan lewat panggung seni, menghadirkan suasana yang menghidupkan kembali ingatan kolektif masyarakat. Festival digelar Sabtu dan Minggu ini, menjadi ikhtiar bersama untuk merawat warisan budaya sekaligus menanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda. Sekaligus dijadikan momen me-launching lagu Kediri Mapan – Kediri Ngangeni.
Kediri Mapan
Lirik :Ki Jiman toroDulur dulur poro wargo Kuto Kediri
Ojo lali visi misi ne mbak Wali
Mbak Vinanda Prameswati
Kediri mapan gemah Ripah loh jinawiM sepisan maju ing Bab ekonomi
A Agamis anjurung ing manusiawi
P Produktif,trampil Trengginas makarti
A lan N aman tentrem LAN ngangeniMuji syukur marang ngarsane Gusti
Mugi Kediri kalis Soko bilahi
Pra kawula sejahtera lan mandiri
Tata tentrem Bagyo Mulyo kang kaesti
Kediri Ngangeni
Lirik : Joko NuswantoroPancen nyata Kediri wus ngangeni
Kutha prasaja endah merak ati
MAPAN semboyane wus ngarani
Guyub rukun ayem tentrem sareng mbak WaliWus pranyata kondhange kutha Kediri
Gunung Klotok Kali Brantas edi peni
Crita Panji Sang Dewi Kilisuci
Putri raja sulistya ing warni
Camat Mojoroto, Abdul Rahman, yang hadir mewakili Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan budaya di tingkat kelurahan tersebut. Ia menegaskan bahwa festival ini adalah penanda bahwa budaya lokal masih tumbuh, berdenyut, dan hidup di tengah masyarakat.
“Budaya harus terus kita uri-uri. Kekayaan budaya yang ada di Kota Kediri, khususnya di Kelurahan Lirboyo, perlu terus dikembangkan agar tetap ngangeni—bukan hanya bagi para pelaku seni, tetapi juga bagi generasi penerus, termasuk anak-anak kita, agar mereka memahami pentingnya budaya dalam kehidupan bermasyarakat,” tuturnya, Minggu (14/12)
Lebih dari sekadar menikmati pertunjukan, Abdul Rahman menilai kegiatan budaya menjadi ruang pembelajaran sosial. Kirab dan pagelaran seni yang dilangsungkan bersama mencerminkan nilai kebersamaan, kekompakan, serta harmoni antarwarga—sebuah simbol kuat persatuan dalam keberagaman.
Puncak festival kian bermakna ketika kelompok musik jemblung menampilkan fragmen kisah Dewi Kilisuci dalam sebuah tari kolosal. Sosok Prabu Airlangga diperankan oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri, HM Bambang Priyambodo. Dalam peran singkat namun penuh pesan, ia menyampaikan makna kepemimpinan dan kebijaksanaan yang tersirat.
Bambang Priyambodo—yang akrab disapa Abah BP—mengaku keterlibatannya dalam pagelaran tersebut merupakan pengalaman pertamanya. Undangan dari Pengurus Kelompok Masyarakat (Pokmas) Kelurahan Lirboyo Mapan menjadi alasan kehadirannya, yang disambut antusias oleh penonton. Sambutan hangat itu pun menumbuhkan tekadnya untuk terus membersamai kegiatan seni dan budaya di Kota Kediri ke depan.
“Pagelaran ini sangat baik dan bersifat konservatif, sehingga perlu terus diuri-uri. Kami dari Disbudparpora Kota Kediri sangat mengapresiasi dan mendukung berbagai kegiatan kesenian, mulai dari jaranan, ketoprak, jemblung, hingga campursari. Kehadiran saya hari ini adalah bentuk dukungan atas undangan Pak NPB selaku Pokmas Lirboyo Mapan,” ujarnya.
Ia menambahkan, tidak ada persiapan khusus sebelum pementasan. Hanya sedikit mempelajari penggunaan bahasa Jawa Sanskerta, selebihnya dijalani dengan santai dan penuh kebersamaan.
Bagi Abah BP, pagelaran budaya seperti Lirboyo Ngangeni Festival bukan hanya layak dipertahankan, tetapi juga dirawat bersama sebagai identitas dan warisan nilai. Disbudparpora Kota Kediri, katanya, siap memberikan dukungan penuh bagi setiap upaya pelestarian tradisi yang tumbuh dari masyarakat.
Kegiatan ini sekaligus penutup kegiatan Pokmas Lirboyo Mapan, telah menyelesaikan pembangunan dan perbaikan paving, pembangunan sarana PAUD, pemenuhan kebutuhan Posyandu, menyediakan alat pemadam kebakaran serta pelatihan kebencanaan bagi relawan bencana dan Satlinmas. Kemudian peningkatan kapasitas bagi para Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK) terdiri, Ketua RT, Ketua RW, LPMK, tim penggerak PKK, kader kesehatan serta karang taruna.









