KEDIRI – Banyak jalan tak mudah dilalui oleh Brian Prasetya Wijaya, seorang pengusaha cairan pembersih asal Kota Kediri. Dengan keuletannya membangun usaha bersama istrinya, Linda setia mendampingi. Kini ia mampu membuktikan kesuksesan di balik keterbatasan penglihatan yang ia miliki. Saat ini, bisnisnya beromset kisaran Rp. 8 hingga Rp. 10 juta per-bulan, dengan produksi kurang lebih 200 jerigen.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar pun mengapresiasi kegigihan seluruh pelaku UMKM Kota Kediri. Yang ulet menaklukan keadaan untuk dapat ikut bersaing di pasar. “Berdamai dengan keadaan pastilah tidak mudah. Namun saya sangat mengapresiasi kegigihan dan pantang menyerahnya para teman-teman penyandang disabilitas yang juga pelaku UMKM ini mampu membuktikan dengan pencapaiannya. Semoga semangat seperti ini tetap dipertahankan dan ditularkan pada teman-teman yang lain,” ujar wali kota.
Brian kembali bangkit setelah sebelumnya sempat putus asa. Terlintas ingin mengakhiri hidupnya pasca mengalami kecelakaan di saat istri sedang hamil pada tahun 2016. “Banyak tekanan dalam hidup pada saat itu, harus bolak-balik ke Jakarta untuk menjalani operasi, satu persatu aset terjual. Sempat putus asa, namun kembali teringat ada istri dan anak yang harus saya hidupi. Saya meyakini apa yang terjadi saat ini, sudah Tuhan rencanakan untuk tujuan saya ke depan” kenang Brian.
Ia membangun PT. Gravila Untuk Brian pada tahun 2019. Berawal dari impiannya sukses di bidang kebutuhan rumah tangga layaknya perusahaan multinasional yang banyak diketahui masyarakat. Ia pun membuat berbagai strategi untuk mencapai hal tersebut. Mulai memikirkan alur produksi, perijinan, hingga kelak ingin memiliki jalur distribusi produknya sendiri.
“Saya memproduksi kemasan sendiri, dengan bahan beli sendiri, dan bekerjasama dengan pihak lain untuk mencetak. Namun untuk finishing tetap dikerjakan sendiri. Ini kami lakukan untuk menekan biaya produksi sehingga harga pokok produksi (HPP) kami tetap murah,” ujar Brian setelah menceritakan hasil surveinya di beberapa vendor kemasan produk yang cukup mahal.
Sembari menanti perijinan BPOM dan Dinas Kesehatan Kota Kediri diproses. Dia menjual produknya berupa kemasan jerigen 5 liter dibantu 2 pegawai lepasnya. Saat ini ada kurang lebih 30 pelanggan dari rumah tangga dan kafe di Kota Kediri dan sekitarnya yang menggunakan produknya.
Rencananya, ia akan mulai menjual produk yang sudah terdaftar ke beberapa toko di Kota Kediri pada Desember 2021 ini. Produknya pun sudah ada yang terdaftar dalam hak paten merk. “Selain BPOM dan Ijin Dinkes, usaha ini juga telah mendapat rekomendasi hak paten merk dari Dinas Koperasi Kota Kediri. Hanya bayar 500 ribu dari biaya harusnya saya bayar sebesar 2 juta,” jelasnya didampingi Linda yang selalu menemaninya kemanapun ia pergi.
Rekomendasi hak paten merk itu ia dapatkan sebagai fasilitas dari Dinas Koperasi dan Klinik UMKM untuk produk yang memiliki nilai unggul. Saat ini produk pembersih lantai “Sun Floor” telah terdaftar dan akan disusul produknya yang lain. Ia pun menyampaikan hingga saat ini ia didampingi oleh Dinas Sosial untuk berkonsultasi. Satu lagi, ia terkesan dengan sosok Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar dan berbagai program yang mendukung UMKM.
“Pak Wali dapat mencapai tahapan ini di usia muda, dengan programnya yang mendukung banyaknya UMKM di Kota Kediri, saya ikut senang,” jawab Brian dengan sumringah. Selain itu, peserta Japri PWD tahun 2021 ini pun senang saat dapat dipertemukan dengan mentor dan berkesempatan presentasi bisnisnya di hadapan mentor. Ia lanjut bercerita bahwa mentor pun terkesan atas kegigihannya.
“Salah satu mentor pun mempertanyakan omset PT saya. Saya pun menyampaikan, bahwa ini juga salah satu strategi saya untuk meyakinkan masyarakat bahwa produk saya memang baik dan bersaing,” ungkapnya. Terakhir, ia berharap nantinya ia dapat membantu para rekan UMKM Kota Kediri mengenai cara membuat kemasan sendiri, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan harga jualnya mampu bersaing.