KEDIRI – Denyut sport tourism kembali bergetar di jantung Kota Kediri. Setelah sukses menjadi tuan rumah berbagai ajang besar, tahun ini kota yang dijuluki “Kota Tahu” itu kembali dipercaya menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Taekwondo Grade-B Jatim Open 2025. Ribuan atlet dari seluruh penjuru Nusantara siap unjuk gigi di GOR Joyoboyo, 20–23 November mendatang.
Namun, panggung ini bukan sekadar arena perebutan medali. Lebih dari itu, Kediri tengah menyiapkan diri menjadi poros baru wisata olahraga di Jawa Timur—tempat semangat sportivitas berpadu dengan geliat ekonomi daerah.
Selasa (11/11), Wakil Ketua Umum Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Jawa Timur, Hendra Prastiyawan, bersama jajaran pengurus, meninjau langsung kesiapan lokasi di GOR Joyoboyo. Mereka ditemani Ketua Panitia Pelaksana Kejurnas, Joko Arianto, yang memastikan setiap detail berjalan sesuai rencana, mulai dari arena pertandingan hingga dukungan teknis dari pemerintah daerah.
“Kesiapan sejauh ini sudah sangat baik. GOR Joyoboyo memenuhi standar internasional dan mampu menampung hingga enam ribu penonton. Letaknya strategis, dekat rumah sakit, dan mudah dijangkau dari mana pun,” ujar Joko dengan nada optimistis.
Penunjukan Kediri sebagai tuan rumah, katanya, bukan keputusan spontan. Reputasi Kediri dalam menggelar event olahraga sebelumnya telah membuktikan kapasitas dan keseriusan kota ini. Dukungan penuh Pemkot Kediri pun menjadi fondasi kuat yang meyakinkan Pengprov TI Jatim.
Sport Tourism

Lebih jauh, Joko menekankan bahwa Kejurnas ini bukan hanya tentang medali dan prestasi, melainkan juga tentang membangkitkan denyut ekonomi lokal. Ribuan peserta dan pendamping yang datang akan mengisi hotel-hotel, mencicipi kuliner khas, serta memborong produk UMKM setempat.
“Semakin sering Kediri menggelar event nasional, semakin besar dampaknya bagi masyarakat. Mungkin kita tak punya pantai atau gunung yang terkenal, tapi olahraga bisa jadi pintu pariwisata baru. Sport tourism adalah cara kita memperkenalkan Kediri kepada Indonesia,” katanya.
Antusiasme peserta pun mencerminkan besarnya magnet ajang ini. Hingga kini, lebih dari 1.200 atlet dari berbagai provinsi telah memastikan diri bertanding. Jumlah itu diyakini akan terus bertambah menjelang hari pelaksanaan.
Dampaknya pun terasa berlapis. Bagi dunia olahraga, ini menjadi ajang berharga bagi atlet-atlet muda Kediri untuk menambah jam terbang dan pengalaman bertarung di level nasional. Bagi masyarakat, kehadiran ribuan tamu berarti roda ekonomi berputar: hotel terisi, rumah makan ramai, dan toko oleh-oleh kembali hidup.
“Dua target utama kami sederhana: sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi. Semua atlet terbaik Kediri akan turun bertanding di rumah sendiri. Ini momentum bagi mereka untuk bersinar,” ujar Joko menegaskan.
Meski waktu persiapan relatif singkat, semangat panitia tak surut sedikit pun. Sinergi antara panitia, Pengprov TI Jatim, dan Pemkot Kediri menjadi bahan bakar utama menuju kesuksesan.
Dalam sorot lampu GOR Joyoboyo yang megah, Kediri bersiap bukan hanya sebagai tuan rumah, tapi sebagai saksi perjalanan ribuan atlet muda yang berjuang menorehkan nama di panggung nasional. Dan di sela gemuruh sorakan penonton nanti, terselip keyakinan: bahwa olahraga bisa menjadi jembatan antara prestasi dan kemajuan sebuah kota.









