Klarifikasi Manajer AR KTV & Cafe Soal Dugaan Overdosis Tiga Perempuan, Satu Meninggal Dunia

Bagikan Berita :

KEDIRI – Insiden mengejutkan terjadi di AR KTV & Cafe, Kediri, Jumat malam (1/8), ketika tiga perempuan diduga mengalami overdosis usai pesta minuman keras di salah satu ruang karaoke. Satu dari mereka, Bella Imei, dilaporkan meninggal dunia, sementara dua lainnya masih dirawat di rumah sakit.

Menanggapi kabar tersebut, Manajer AR KTV & Cafe, Sinyo Dicky, buka suara dalam klarifikasinya pada Minggu (3/8). Ia membenarkan bahwa rombongan korban memang menyewa ruangan di tempat hiburan tersebut selama sekitar tujuh jam—dari pukul 20.00 WIB hingga 04.00 WIB.

“Almarhumah Bella datang bersama dua pria, Helmi dan Mas Rendy. Mereka awalnya masuk ke Room Medium 6 selama dua jam. Kemudian datang lagi tiga pria dan satu perempuan, jadi total ada delapan orang,” jelas Sinyo.

Setelah itu, rombongan berpindah ke Room VIP 1 dan melanjutkan acara hingga dini hari. Sinyo menegaskan bahwa Bella bukan karyawan maupun bagian dari manajemen kafe, melainkan tamu biasa yang sudah beberapa kali datang ke sana.

Hal yang menjadi perhatian pihak manajemen adalah temuan dua botol air mineral bermerek dengan isi mencurigakan yang ditemukan dalam keadaan kosong di Room 6 setelah acara selesai.

“Itu bukan minuman yang kami jual. Kami menduga botol tersebut dibawa dari luar,” ujar Sinyo.

Menurutnya, selama berada di kafe, rombongan hanya memesan minuman ringan seperti Es Lane dan Greensand, masing-masing enam botol, dan tidak menunjukkan gelagat mencurigakan.

Terkait kabar bahwa korban diantar ke rumah sakit oleh karyawan kafe, Sinyo membantah. “Korban dibawa oleh teman-temannya. Kami baru tahu kabar duka itu keesokan paginya,” ujarnya.

Sinyo juga meluruskan informasi tentang keterlibatan Salma, satu-satunya perempuan dari pihak kafe yang disebut berada di ruangan. Ia menyebut bahwa Salma baru masuk setelah rombongan berpindah ke Room VIP 1 dan tidak terlibat sejak awal.

“Saya sendiri juga baru masuk ke Room VIP 1. Kalau memang ada penggunaan zat tertentu, kemungkinan besar terjadi di Room 6,” tambahnya.

Pihak kafe mengaku telah bersikap kooperatif selama proses penyelidikan. Polisi sudah memeriksa rekaman CCTV dan mengamankan botol mencurigakan sebagai barang bukti.

“Dari rekaman CCTV, korban keluar dalam kondisi normal—tidak tampak mabuk atau muntah. Kami masih menunggu hasil resmi penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti kematian,” ungkap Sinyo.

Ia menegaskan bahwa selama ini kafenya dijalankan dengan standar keamanan dan pelayanan yang baik, tanpa pernah mengalami kejadian serupa.

“Sudah ribuan tamu datang ke tempat kami tanpa masalah. Kami berharap kasus ini segera terang agar tidak muncul spekulasi atau fitnah,” tutupnya.

jurnalis : Anisa Fadila
Bagikan Berita :