foto : Sigit Cahya Setyawan

Kisruh Izin Stadion Brawijaya: Persikmania Desak Kepastian Panpel, Masalah Klasik Sejak tahun 2023 Tak Kunjung Selesai

Bagikan Berita :

KEDIRI – Aroma ketidakpastian kembali menyelimuti Persik Kediri jelang laga kandang menghadapi Persebaya Surabaya. Sabtu (1/11) sore, puluhan suporter setia Macan Putih, Persikmania, mendatangi mess pemain di kawasan Stadion Brawijaya. Mereka menuntut satu hal yang sederhana, tapi krusial: kepastian izin laga kandang.

Keresahan para suporter bukan tanpa alasan. Menjelang pertandingan besar melawan Persebaya, kabar simpang siur soal izin penggunaan Stadion Brawijaya terus berembus.

“Kami hanya ingin kejelasan, bukan sekadar wacana,” tegas salah satu perwakilan Persikmania. “Ini bukan cuma untuk lawan Persebaya, tapi semua laga home musim ini. Kami siap duduk bersama pihak kepolisian dan Pemkot Kediri untuk mencari jalan keluar.”

Nada kecewa jelas terasa. Bagi para pendukung, laga kandang bukan sekadar pertandingan—itu tentang identitas dan kebanggaan kota.

Panpel Akui Izin Belum Turun

Ketua Panpel Persik Kediri, Tri Widodo, mengonfirmasi bahwa izin pertandingan di Stadion Brawijaya memang belum dikantongi. Alasannya cukup serius: hasil risk assessment terbaru menunjukkan nilai rendah.

“Hasil penilaian terakhir cuma 42 poin. Sebelumnya sempat 58,68. Dengan angka segitu, Kapolres memutuskan untuk tidak memberikan izin keramaian, termasuk untuk laga lawan Persebaya,” ungkap Widodo.

Faktor utama penyebab rendahnya nilai keamanan, kata Widodo, ada pada pagar pembatas stadion.
“Pagar itu sudah direkomendasikan untuk diganti sejak 2023, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut. Padahal standar minimalnya tiga meter,” tambahnya.

Meski menyoroti sisi keamanan, Tri Widodo tetap mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Kediri yang telah memperbaiki sejumlah fasilitas pendukung. Ruang ganti, ruang medis, dan ruang wasit kini dinilai sudah sangat representatif.

“Secara fasilitas dalam, Stadion Brawijaya sudah jauh lebih baik. Tapi penilaian keamanan jadi batu sandungan utama. Ini yang harus segera diselesaikan,” ujarnya.

Saat situasi memanas, Panpel berupaya menjadi jembatan antara suporter, kepolisian, dan Pemkot Kediri. Langkah ini diharapkan bisa menghasilkan keputusan yang realistis dan cepat, agar Persik tak kehilangan “rumahnya” sendiri.

“Kami tengah menjadwalkan pertemuan antara Persikmania, Polres Kediri Kota, dan Pemkot Kediri. Semua pihak harus duduk bersama,” kata Widodo.

Dengan izin yang belum jelas, opsi pindah kandang ke Stadion Gelora Joko Samudro Gresik kembali mencuat. Namun bagi Persikmania, bermain di luar Kediri jelas bukan solusi ideal.
“Persik itu lahir dan tumbuh di Brawijaya. Rasanya beda kalau main di luar kota,” ujar salah satu suporter yang hadir.

Suporter Ingin Solusi Nyata, Bukan Sekadar Janji

Waktu terus berjalan, sementara keputusan belum juga turun. Di tengah situasi yang serba menggantung ini, suara dari tribun tetap sama: mereka hanya ingin kepastian.

“Jangan sampai kami kehilangan laga kandang hanya karena pagar belum diganti,” ucap seorang suporter lain dengan nada getir.

Kini, bola panas ada di tangan pihak berwenang. Antara rekomendasi keamanan dan hasrat untuk menjaga tradisi, Persik Kediri dan para pendukungnya menunggu—dengan sabar, tapi tidak pasrah.

jurnalis : Sigit Cahya Setyawan
Kami atas nama PT. Kediri Panjalu Jayati menyampaikan terkait Penggunaan Ulang Karya Jurnalistik Tanpa Izin, UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Kami mengingatkan bahwa setiap konten berita yang diterbitkan oleh kediritangguh.co merupakan karya cipta yang dilindungi undang-undang. Oleh karena itu, setiap bentuk penggandaan, pengutipan penuh, maupun publikasi ulang tanpa izin melanggar hukum dan dapat dikenai sanksi pidana.
Bagikan Berita :