KEDIRI – Kala langit Kabupaten Kediri diselimuti berita duka tentang seorang perempuan yang terabaikan, Bupati Hanindhito Himawan Pramana tak tinggal diam. Begitu mendengar kabar adanya warga terlantar yang diduga mengidap HIV, hatinya tergerak dan tindakannya menyusul tanpa menunda.
“Segera cari datanya, pastikan ia mendapat penanganan,” ucap Bupati yang akrab disapa Mas Dhito, dengan nada tegas penuh empati.
Perempuan itu adalah Widji Rahayu, warga asal Prambon, Nganjuk. Ia ditemukan dalam kondisi lemah tak berdaya di sebuah kamar kos di Kabupaten Kediri terasing, sepi, dan hampir setahun tak mampu berjalan. Ia hanya bisa bertahan tanpa obat, tanpa keluarga, tanpa suara yang peduli hingga akhirnya kabar itu sampai ke telinga Mas Dhito.
Kepala Desa Wonojoyo Kecamatan Gurah, Dwi May Susanto, menceritakan bagaimana simpul-simpul kepedulian mulai dirajut.
“Pak Sekdes, Pak Kasun, dan bidan desa langsung bergerak. Kami hubungi Puskesmas, lalu menjalin koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial. Prioritas kami jelas kesehatan dulu, setelah itu baru kami lanjutkan ke Dinsos dan Dinkes Kabupaten Nganjuk,” jelas Dwi.
Namun, cerita ini bukan hanya tentang birokrasi namun soal empati. Tentang warga desanya meski tak mampu namun masih berniat berbagi. Widji sempat ditampung oleh seorang warga bernama Supangat, yang mengontrakkan tempat dan memberinya makan. Tapi keterbatasan ekonomi membuat Supangat akhirnya mengadu ke desa, berharap ada bantuan lebih besar.
“Kami tak ingin ia terus terabaikan. Maka kami segera menghubungi Dinas Sosial Kabupaten agar penanganan bisa segera dilakukan. Kami pun masih terus mengupayakan yang terbaik,” lanjut Dwi.
Hari itu, harapan mulai tumbuh. Tim Puskesmas segera datang dan membawa Widji ke RSUD SLG untuk mendapatkan perawatan medis yang selama ini tak pernah ia sentuh.
jurnalis : Kintan Kinari Astuti