KEDIRI – Ada pemimpin yang datang dan pergi begitu saja, namun ada pula yang meninggalkan jejak dalam hati, menorehkan kisah yang tak mudah dilupakan. AKBP Bramastyo Priaji termasuk yang kedua. Kepindahannya dari jabatan Kapolres Kediri Kota bukan sekadar mutasi, tapi sebuah perpisahan dengan banyak cerita dan makna.
Di mata Kapolsek Kediri Kota, Kompol Ridwan Sahara, S.H., sosok AKBP Bramastyo bukan hanya seorang atasan, melainkan teladan sejati. “Sejak awal, beliau sudah mengajak kami menjadi polisi yang menebar kebaikan, menghidupkan semangat Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam tugas sehari-hari,” ucapnya penuh haru.
Pemimpin yang Hidup di Antara Anggotanya
Tak sekadar memimpin dari balik meja, AKBP Bramastyo dikenal enerjik dan penuh semangat. Ia hadir di tengah anggotanya, bukan hanya saat apel pagi, tapi juga dalam tawa saat nonton bareng, dalam peluh saat gowes bersama, dan dalam obrolan santai sambil ngopi di asrama. Semua itu bukan basa-basi, tapi bentuk kepemimpinan yang merangkul dan menyatu.
Tak heran, ia dijuluki “Bapak Pembangunan” di lingkungan Polres Kediri Kota. Bukan tanpa alasan—di bawah komandonya, markas Polres mengalami transformasi menyeluruh: dari gedung yang lebih representatif, lapangan tenis yang diperbaiki, fasilitas kebugaran yang dibangun, hingga dua lapangan bulutangkis di Aspol PK Bangsa.
Namun yang paling mencolok, adalah transformasi di asrama polisi. Tempat yang dulunya sepi dan suram, kini menjadi “Pojok Bercakap”—oase baru yang hidup sebagai ruang publik, tempat berkumpul anak-anak muda dan pusat geliat UMKM lokal. Ini bukan sekadar renovasi, tapi revolusi ruang sosial.
Tegas dalam Disiplin, Lembut dalam Kepedulian
Meski dikenal hangat, AKBP Bramastyo tetap memegang teguh prinsip kedisiplinan. Ia menjalankan sistem penghargaan dan hukuman dengan tegas dan adil. Anggota berprestasi diberi apresiasi rutin tiap bulan, sementara pelanggar ditindak sesuai aturan, tanpa pandang bulu. Baginya, keadilan dimulai dari dalam institusi.
Perhatiannya pun tak berhenti di lingkup internal. Lewat program Sapa Pagi dan Sapa Malam, serta kegiatan rutin Cipta Kondisi tiap malam Minggu, ia turun langsung menyapa masyarakat, mengamankan kota dari gangguan kamtibmas dan aksi ugal-ugalan di jalanan.
Doa dari Hati Seorang Sahabat
Dari semua prestasi dan kenangan itu, satu hal yang paling membekas bagi Kompol Ridwan adalah perhatian pribadi sang pemimpin. “Beliau benar-benar peduli. Tidak hanya soal dinas, tapi juga kehidupan pribadi anggota,” tuturnya.
Di akhir perpisahan, Kompol Ridwan menyampaikan harapan yang tulus, bukan sekadar formalitas. “Secara pribadi dan kedinasan, saya sangat terkesan. Semoga beliau terus sukses dan suatu saat menjadi Kapolda Jawa Timur. Beliau sangat pantas,” tutupnya penuh doa.
jurnalis : Anisa Fadila