KEDIRI – Dengan menaiki sepeda motor, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menemui sejumlah warga sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) di sejumlah desa. Salah satunya di Desa Paron Kecamatan Ngasem pada Rabu (28/07). Paket sembako pun dihaturkan kepada mereka.
Mas Bup sapaan akrab Bupati terlihat menyambangi 10 rumah, dimana terdapat 16 orang penghuni yang harus menjalani isoman. Kehadiran orang nomor satu di Kabupaten Kediri ini, untuk memastikan warga menjalani isolasi dengan benar.
“Jadi kegiatan hari ini memastikan proses isolasi, Alhamdulilah mereka sudah melakukan sesuai yang diatur. Mereka memisahkan diri dari keluarganya, menggunakan masker dan rajin berjemur. Rata-rata telah seminggu mereka terpapar,” jelasnya.
Adapun mereka berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG), hanya menggeluhkan sesekali batuk. Selanjutnya, bupati akan memerintahkan kepada Dinas Kesehatan untuk mendistribusikan obat kepada warga yang jalani isoman. “Saya jelaskan distribusi obat, sampai hari ini pasien isoman di rumah dirasa kekurangan obat,” terang Mas Bup.
Diakui Bupati, bahwa secara umum memang di wilayah Kabupaten Kediri memang stoknya terbatas. “Permintaan kita antibiotik anti virus hingga 50.000 paket. Baru kemarin ada droping 30.000 tablet langsung kita distribusikan. Jadi keterbatasan obat harus diakui dan kita carikan upayanya. Bukan keterlambatan tapi kekurangan kuota diberikan Kemenkes,” terangnya.
Disinggung soal Rumah Sakit Darurat Sementara (RSDS), berdasarkan hasil survey akan berganti tempat di wilayah barat sungai. Kemungkinan besar justru dipilih SKB sebagai tempatnya. ‘Gedung SKB masih kita pertimbangkan, namun mengambil keputusan saya tidak mau gegabah, karena RSDS itu anggarannya besar,” ucapnya.
Memang diakui, pilihannya diantara bekas Kantor Pertanian Perkebunan atau Gedung SKB. “Karena dampaknya signifikan bagi masyarakat, mengacu banyaknya masyarakat yang meninggal karena tidak mendapat RS. Jadi betul-betul menimbang dimana titik lokasi dan baik buruknya. Ada plus minus antara kedua tempat tersebut,” terangnya.
Jurnalis : Kintan Kinari Astuti
Editor : Nanang Priyo Basuki