KEDIRI – Kota Kediri memiliki peranan seiring pemekaran propinsi baru, Papua Tengah yang beribukota Nabire. Bentuk partisipasi dalam bentuk memberikan kesempatan kepada warga setempat, melanjutkan pendidikan di semua SMA Negeri di Kota Kediri. Dalam program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) digagas Kementerian Pendidikan, untuk Kota Kediri mendapatkan jatah 20 siswa dari 115 siswa disebar di seluruh Jawa Timur
Usai mendapatkan tugas khusus menghantarkan pelajar ke Nabire, Sarbawa selaku Kepala SMAN 2 Kota berbagi kisah. Tentang sistem pembelajaran, suasana lingkungan belajar hingga fasilitas pendidikan yang dianggap kurang memadai.
“Tentunya saya berterima kasih telah ditugaskan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Bapak Aries Agung Paewai. Turut menghantarkan siswa Program ADEM pada tanggal 14 Juni kemarin. Saya bersama Pak Marji selaku Kepala SMAN 8, mengantarkan kepulangan siswa ke Ibu Kota Nabire,” terangnya, di ruang kerjanya kemarin.
Bahwa semua siswa ini telah menempuh pendidikan selama tiga tahun dan tentunya mendapatkan ijasaha kelulusan.
“Jika melihat dunia pendidikan di sana dengan Kediri jelas beda jauh. Apalagi itu merupakan propinsi baru, makanya pemerintah pusat melaksanakan program afirmasi,” jelasnya
Rupanya, diterangkan Sarbawa, bahwa semua siswa turut dalam Program ADEM ini melalui seleksi yang cukup ketat.
“Mereka harus menjalani sejumlah tes, sebelum diserahkan kepada kami. Bukan hanya Jawa Timur, program ini juga diterapkan di Propinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DIY dan Bali,” terang Kepala SMAN 2.
Membuat dirinya bangga, bahwa para anak didik ini merasa senang turut program penyerataan pendidikan.
“Mereka mengaku menjadi kenal budaya Jawa, bisa bicara dan menyanyi lagu Jawa. Namun di sisi lain, mereka merasa memiliki pendidikan yang cukup,” ucapnya.
Lalu apa kendala utama mendidik siswa program ini?
“Kurang disiplin dan tidak mau sarapan pagi apalagi tidak mau makan sayur. Butuh kesabaran dan perhatian khusus untuk mengubah pola hidup mereka. Bagi kami ini suatu kebanggaan tersendiri, mampu berperan demi kemajuan pendidikan bersama,” jelasnya.
Program ini akan berkelanjutan dan kembali SMAN 2 Kota Kediri menerima dua siswa baru.
“Anak didik kami malah senang dan mereka bisa mengenal langsung kehidupan warga Papua. Keuntungannya terjadi akulturasi budaya, menunjukkan bahwa Indonesia itu luas dan beragam. Apalagi anak-anak kita bisa menerima bahkan terlihat guyub rukun,” ungkap Sarbawa.
editor : Nanang Priyo Basuki