KEDIRI – Keluarga besar Ponpes Wali Barokah menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi unggul di masa mendatang. Menyambut santri baru, mereka pun dibekali pencegahan, dan penanggulangan terorisme, radikalisme dan intoleransi. Narasumber hadir, Kasubdit Bintibsos Direktorat Binmas Polda Jatim, AKBP Bahrun Nasikin, M.A, M.H.
Acara bertempat di halaman ponpes, Selasa (23/07), dihadiri Ketua DPD LDII Kota Kediri, H. Agung Riyanto, S.Si beserta jajaran pengurus DPD, PC, PAC. Juga perwakilan pemerintah kota, Polres Kediri Kota dan Kodim 0809 Kediri.
Dalam sambutannya, Drs. KH. Sunarto, M.Si, Ketua Ponpes Wali Barokah Kota Kediri menegaskan. Bahwa kunci dalam membentuk karakter anak, merupakan pendidikan agama.
“Kita harus selalu ingat bahwa radikalisme dan terorisme bukanlah ajaran Islam. Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian dan kasih sayang. Dalam menghadapi ancaman radikalisme dan terorisme, kita perlu bekerja sama dengan semua elemen masyarakat. Bersama kita kuat, bersatu kita tak terkalahkan,” ungkap Kyai Sunarto.
Saat memberikan materinya, Kasubditbintibsos Dit Binmas Polda Jatim AKBP Bahrun Nasikin menginggat para siswa siswi Pondok Pesantren Wali Barokah. Sebagai penerus bangsa harus menghargai keberagaman agama dan suku di Indonesia.
Selain itu, mereka diharapkan mampu berkontribusi dengan menyiapkan bekal untuk masa depan yang lebih baik.
Dikonfirmasi usai acara, AKBP Bahrun Nasikin menjelaskan bahwa pembekalan ini termasuk bagian wawasan kebangsaan. Dengan wawasan yang cukup, sangat diharapkan keluarga besar Pondok Wali Barokah mampu menjadi kepanjangan tangan Korps Bhayangkara.
“Melalui Ponpes Wali Barokah, menyebarkan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan pada masyarakat. Indonesia adalah negara yang majemuk dan sangat beragam, sehingga sangat potensial untuk diadu domba. Oleh karena itu, melalui tokoh agama di daerah, kita dapat menyampaikan pesan ini agar ada kewaspadaan,” ucapnya.
Maraknya kasus judi online, lalu kejadian kekerasan dalam rumah tangga hingga bunuh diri karena kalah judi. Dijelaskan AKBP Nasikin, perlu mendapatkan perhatian khusus dan menjadi tantangan ke depan.
Sementara pihak Ponpes Wali Barokah melalui Kyai Sunarto menyampaikan rasa syukur. bahwa seiring berdirinya pondok pesantren ini, tetap menjaga dua prinsip. Pertama, beragama Islam sesuai tuntunan Allah dan Rasul. Lalu kedua, menjaga keutuhan NKRI dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila dan keberagaman terus ditanamkan kepada para santri.
“Kami sangat menyambut baik kegiatan ini, karena akan menambah wawasan dan pengetahuan bagi kami untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di lingkungan pondok. Kami menyadari bahwa ini adalah tantangan saat ini, selain masalah narkoba. Ada kelompok tertentu yang mencoba mengubah falsafah negara kita, Pancasila. Menjadikan negara berdasarkan agama tertentu,” terangnya.
Beliau juga berharap ratusan santri telah mendapatkan sosialisasi ini, mampu dijadikan bekal saat kelak hidup di dalam pondok. “Mereka akan saling merangkul satu sama lain. Menghormati dan menghargai perbedaan, karena santri kami berasal dari berbagai latar belakang budaya,” terangnya.
Saat disinggung salah satu bentuk pengawasan dilakukan pihak pengurus pondok? Kyai Sunarto mencontohkan salah satunya inspeksi mendadak terhadap HP. “Ini adalah bagian dari aturan pondok. Jika tidak ada pengawasan atau razia, pasti akan ada yang mencoba menyalahgunakan HP mereka. Namun, persentasenya kecil, hanya sedikit temuan HP yang disalahgunakan,” ucapnya.
Jurnalis : Faustav Imaniarta Wijaya Editor : Nanang Priyo Basuki