KEDIRI – Batik khas Kabupaten Kediri kini semakin mendunia berkat tangan kreatif Sih Panganti, pemilik Batik Lochatara yang telah berdiri sejak 13 Agustus 2015. Bermula dari keinginan sederhana untuk mengangkat motif-motif lokal, kini Batik Lochatara menjelma sebagai pelopor batik bermotif ikon Kediri seperti Simpang Lima Gumul, Gunung Kelud, Wayang Panji, Kuda Lumping hingga Totok Kerot.
“Desain kami terinspirasi dari kekayaan ikon budaya Kediri dan disesuaikan agar bisa digunakan oleh semua kalangan dari anak muda hingga orang tua. Kami ingin membuktikan bahwa batik bukan hanya milik generasi lama,” jelasnya, saat ditemui di gallerynya, kemarin.
Tak hanya sekadar memperkenalkan ikon daerah, Batik Lochatara juga menghadirkan motif-motif khas yang sarat makna, seperti Tunjung Ijo, Gringsing dan Dahana Pura. Motif-motif tersebut bahkan telah menjadi ciri khas batik Kabupaten Kediri. Upaya pelestarian budaya ini mendapat dukungan penuh dari Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana yang turut mendorong pengembangan batik sebagai identitas daerah.
“Pak bupati pernah belanja di sini juga. Terus kita juga produksi busana khas kabupaten kediri dan kapan hari juga sudah launching lagi busana khas yang terbaru yg disebut wastra. Busana khas wastra tersebut kita produksi untuk memenuhi kebutuhan para asn kabupaten kediri” tambahnya.
Inovasi Motif Modern

Konsumen Batik Lochatara pun terus meluas. Mulai dari kalangan guru, ASN hingga instansi pemerintah ataupun swasta seperti dari Kediri, Jombang, Surabaya, Blitar, sampai Situbondo bahkan Kalimantan, Papua hingga Palu. Tak hanya di dalam negeri, batik ini juga berhasil menembus pasar internasional dengan melayani pemesanan dari Jepang, Hong Kong hingga Korea Selatan.
Selain batik bermotif khas Kediri, Batik Lochatara juga menyediakan beragam jenis batik bermotif dari daerah lain ,batik warna alam serta beraneka macam kain mulai dari kain embos, jumputan, brokat/tile, ecoprint hingga lurik dan tenun.
Guna menjangkau pasar muda, Batik Lochatara terus berinovasi dalam desain agar batik tampil lebih modern dan milenial. “Kami terbuka kepada konsumen untuk pemilihan warna, kain batiknya nanti bisa kolaborasi dengan penjahit dan desainer agar hasilnya tetap modis namun tidak meninggalkan unsur budaya,” tambahnya.
Bahkan, produk Batik Lochatara juga digunakan dalam acara-acara penting seperti event duta wisata dan pertemuan resmi. Pemerintah daerah pun turut mengenakan busana khas Kediri buatan Lochatara dalam berbagai kegiatan resmi.
Proses pembuatannya pun masih mempertahankan metode tradisional dengan tenaga pengrajin batik tulis dan cap.
“Kami punya pengrajin sendiri khusus batik tulis sebanyak 4 orang,” terangnya.
Batik Lochatara membuktikan dengan semangat pelestarian budaya dan inovasi berkelanjutan batik khas kediri mampu bersaing di kancang internasional.
Jurnalis : Neha Hasna MaknunaBagikan Berita :









