KEDIRI – Doa Bersama Antar Umat Beragama digelar di Pendopo Panjalu Jayati pada Kamis (24/03). Dalam rangkaian Peringatan Hari Jadi Kabupaten Kediri ke-1.218. Hadir dalam acara ini, Sekda Dede Sujana, perwakilan Forpimda, tokoh agama dan tokoh masyarakat dengan mengundang Agus Miftah Maulana Habiburrahman akrab disapa Gus Miftah, pengasuh Ponpes Ora Aji Sleman Yogyakarta.
Kegiatan dibuka dengan pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an oleh Amma Faridatul Husna Jamil, warga Kabupaten Kediri merupakan Juara MTQ Jawa Timur. Kemudian dilanjutkan doa bersama dipimpin KH. Busro Karim. Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dalam sambutannya diwakilkan Sekda, menyampaikan pentingnya menjaga toleransi antar umat beragama dan kepercayaan.
“Dengan doa bersama ini, semoga membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh umat di Kabupaten Kediri. Meskipun dalam kondisi berjuang melawan pandemi, mari bersama-sama bangkit, mentransfer energi positif melalui doa bersama ini. Bahwa kegiatan ini menunjukkan kebersamaan, toleransi dan menghormati serta menghargai agama lain. Demi menciptakan suasana yang kondusif, aman tentram dan damai,” ucap Dede Sujana.
Dihadapan undangan, Gus Miftah mengaku baru kali ini mendapatkan undangan yang super mendadak. “Saya sebenarnya ada syuting sahur di Surabaya, namun terpaksa saya tinggalkan demi sowan kepada warga Kabupaten Kediri. Karena, secara biologis saya keturunan dari Kediri, Abdullah Musa makamnya di Kediri,” jelas keturunan ke-9 Kiai Ageng Hasan Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo
“Saya akan berbicara tentang toleransi, saya terima kasih kalau memang ada agama lain hadir dalam acara ini. Masalah yg terjadi adalah orang Islam mengomentari salib orang Kristen, katanya tempat bersemayam jin setan. orang Kristen mengajukan untuk menghapus 300 ayat Al-Qur’an. Nah sebaiknya, jangan urus urusan orang lain masuklah kamarmu sendiri,” ucap Gus Miftah.
“Kalau ingin tidak dihina ya jangan menghina orang lain. Janganlah kita alergi dengan simbol budaya. NU mengandung dua misi, misi beragama dan berbangsa. Hasil tertinggi dari pendidikan adalah toleransi. Seng sat set maszeeeh,” ucapnya sambil tertawa, karena mengetahui bahwa Kabupaten Kediri memiliki sosok bupati yang luar biasa.