KEDIRI – DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Timur menggelar kegiatan lomba memasak Mustikarasa bertempat di area Simpang Lima Gumul, Minggu (17/07). Kemeriahan acara festival kuliner ini tidak lepas dari jumlah peserta mencapai 383 tim. Sejumlah kepala desa dengan menaiki Mobil Siaga Desa terlihat parkir di sekitar lokasi. Disampaikan Kusnadi, Ketua DPD, lomba ini terinspirasi resep masakan asli Indonesia yang dibukukan Bung Karno.
Sebagai bentuk dukungan PDI Perjuangan kepada Hanindhoto Himawan Pramana kembali melanjutkan karyanya membangun Kabupaten Kediri menjelang Pilkada Serentak 2024. Disampaikan Kusnadi menjelang dibukanya acara ini. “Beliau (Mas Dhito, red) kader PDI Perjuangan, beliau pengurus kader PDI-Perjuangan Kabupaten Kediri. Saya berharap beliau terus melanjutkan karyanya untuk Kabupaten Kediri, jika terpilih lagi menjadi Bupati Kediri nantinya,” terangnya.
Sementara Mas Dhito sapaan akrab Bupati Kediri menyampaikan bahwa dengan digelarnya lomba masak oleh DPD PDI Perjuangan, merupakan bentuk keyakinan menang dalam pemilu 2024. “Bicara PDIP, saya lahir di kandang banteng. Kurang lebih 383 tim masak memeriahkan festival masak terbesar di Indonesia. Tahun 2023 kita merahkan SLG, tahun 2024 kita merahkan Kediri,” ungkapnya.
Agung Kartika salah satu dewan juri menyampaikan bahwa poin lomba ini mengacu pada kreatifitas, penampilan juga kebersihan. “Harus diperhatikan rasa dan penyajian, akan dinilai para juri independen. Terdapat 26 kategori juara, diikuti masing-masing PAC, dimana setiap kecamatan akan ditentukan juara terbaik di tingkat desa atau kelurahan,” ungkapnya.
LSM Gerak Pertanyakan Mobil Siaga

Namun dibalik acara ini, sejumlah kepala desa dikabarkan harus mengeluarkan kocek yang tidak sedikit. “Ini sebenarnya acara partai bukan acara resmi pemerintah kabupaten. Karena atas perintah, kami kirimkan tim peserta. Semua pendanaan murni uang pribadi,” ungkap salah satu kepala desa disela-sela acara. Selain acara lomba memasak, keberadaan mobil siaga dipergunakan untuk kegiatan partai menjadi sorotan, M. Rifai, Ketua DPD LSM Gerak Indonesia Jawa Timur.
“Kebetulan saya tadi lewat di SLG, kemudian melihat banyak Mobil Siaga parkir. Kemudian saya mendapatkan informasi, bahwa perwakilan desa wajib mengikuti acara lomba memasak. Dulu kami pernah berkirim surat kepada DPMPD mempertanyakan terkait mobil siaga tersebut. Apakah telah ada aturan hukum yang mengatur pemakaian serta bagaimana untuk anggaran operasional di desa. Bila kemudian, dipergunakan untuk kegiatan partai, jelas ini tidak dibenarkan,” terang Rifai.
Rifai pun menegaskan bahwa tidak sedikit uang dikeluarkan para kepala desa untuk mengikuti acara masak tersebut. Mulai dari kostum harus serba merah, kemudian sejumlah kebutuhan peralatan dan bahan baku juga harus dibeli. “Saya hanya kasihan dengan para kepala desa. Mereka jadi dengan uang sendiri, kenapa masih harus dibebani dengan kegiatan partai. Dalam tanda kutip tidak turut membantu atau menjadikannya saat pemilihan kepala desa,” tegasnya.