KEDIRI – Dalam acara sosialisasi Wawasan kebangsaan bertema ‘Meneladani Para Kyai dan Ulama Dalam Berbangsa dan Bernegara’, digelar H. Erjik Bintoro, anggota Fraksi PKB Provinsi Jawa Timur bertempat di Graha Kebangkitan Jl. Pamenang Katang Kabupaten Kediri. Sedikitnya dihadiri 125 para petani se-Kabupaten Kediri dan termasuk Ketua DPC PKB Kabupaten Kediri Drs H. Sentot Djamaluddin, Senin (12/12) kemarin.
Sosok politikus senior ini dalam sambutannya, menginggatkan kembali rasa syukur dimana kita semua tidak dilahirkan di sebuah negara yang gersang, tandus dan yang tidak terjadi konflik perang. “Sehingga kita bisa berkumpul dengan tanpa ketakutan, bisa ngopi dan bercanda setiap hari. Tentu ini adalah berkat perjuangan para pendahulu kita semuanya,” ungkapnya.
Disampaikan Erjik, bagaimana bangsa ini telah mengalami perjalanan panjang, mulai jaman Kerajaan Sriwijaya, Majapahit kemudian Mataram dengan segala konflik dan suka dukanya pada jaman itu. Kemudian masa penjajahan Kolonial Belanda. “Penjajah dikenal ahli mengadu domba, bahkan umat Islam pun dipecah dengan adanya siasat Snouck Hurgronje. Kemudian muncul Islam tradisional dan Islam modern dan itu dirasakan hingga sekarang,” terangnya.
Membangun Bangsa Bingkai NKRI

Hadirnya para Wali Songo dan ulama, disusul Pangeran Diponegoro dan yang lain pada jaman dulu merupakan tokoh perekat bangsa. Bahwa sejak jaman dahulu di Indonesia sudah ada keragaman suku, agama, bahasa dan ras. “Oleh karena itu dengan latar belakang keragaman tersebut. Para tokoh, para kyai dan berbagai organisasi mulai Syarikat Islam, NU, Muhammadiyah, Budi Utomo dan lain-lain bersatu untuk melawan penjajah dengan berbagai cara,” ungkap Erjik
Dari gerakan ini melahirkan Sumpah Pemuda, lalu tahun 1945 memproklamirkan kemerdekaan yang kemudian melahirkan Pancasila dan UUD 45. “Untuk itu dalam diri anak bangsa harus mempunyai wawasan kebangsaan, Bagaimana membangun pondasi hati, pola pikir untuk hidup damai dan mencintai tanah air di negeri yang beragam ini,” ucapnya.
Ibarat taman bunga, istilah dipakai Erjik, banyak beraneka warna, tetapi tidak ada persaingan namun dari banyaknya justru membawa keindahan bagi Bangsa Indonesia. Dalam kata penutup sambutannya, Erjik Bintoro berharap sebagai penerus bangsa untuk tanpa lelah menjaga dan merawat hasil perjuangan para pendahulu. “Kita wajib meneruskan dan mengamankan apa yang telah diperjuangkan para pendahulu kita. Dengan menjaga kerukunan dan kedamaian di tengah perbedaan,” harap Erjik Bintoro dalam pertemuan tersebut. (adventorial)
editor : Nanang Priyo Basuki