Bangkitkan Kembali Api Kepahlawanan, Mbak Wali Persembahkan Napak Tilas Gerilya Jenderal Besar Sudirman

Bagikan Berita :

KEDIRI – Jejak langkah Panglima Besar Jenderal Sudirman kembali menggema di Kota Kediri. Melalui gelaran Kediri Bajulan yang diperkenalkan dalam konferensi pers di Ruang Kilisuci Balai Kota Kediri, Jumat (12/12), napak tilas bersejarah ini hadir dengan wajah baru—lebih modern, lebih segar, dan dirancang khusus untuk menyentuh hati generasi muda agar semakin mencintai nilai-nilai kepahlawanan.

Kepala Disbudparpora Kota Kediri, H. Bambang Priyambodo, menegaskan bahwa Napak Tilas bukan sekadar perjalanan menelusuri alam. Lebih dari itu, ia merupakan ruang belajar, ruang menghayati sejarah, dan wadah untuk menanamkan jiwa patriotisme yang mulai redup di tengah zaman yang bergerak cepat.

“Kami berharap para pecinta alam mengikuti kegiatan ini bukan hanya karena cinta tanah air atau perjuangan para pahlawan—dan bukan pula semata karena hadiahnya—tetapi lahir dari rasa sayang dan kepedulian pada NKRI,” tuturnya.

Antusiasme masyarakat pun mulai terasa. Hingga kini, sekitar 350 peserta telah mendaftarkan diri, sementara pendaftaran masih dibuka hingga 15 Desember untuk peserta individu maupun kelompok dari seluruh penjuru Indonesia. Selain tautan resmi panitia, Disbudparpora juga membuka pendaftaran offline setiap Sabtu dan Minggu mulai pukul 08.00.

Rangkaian kegiatan dijadwalkan dimulai pada 20 Desember, meliputi registrasi, pemeriksaan kesehatan, hingga pengecekan tekanan darah oleh tenaga medis. Setelah itu peserta akan menempuh rute Napak Tilas sepanjang 36–37 kilometer, menyusuri tujuh pos: Disbudparpora, Karang Nongko, Parang Jati, Goliman, Pal Daplang, Plorotan, dan Magersari.

Medan yang naik-turun akan menjadi ujian fisik dan mental, namun setiap pos telah dipersiapkan dengan petugas lengkap: PIC, juri, tenaga kesehatan, PMI, brigif, komunitas jeep dan trail, ORARI, RAPI, hingga berbagai tim pendukung lainnya. Khusus pos terakhir, personel diperbanyak demi memastikan evakuasi cepat bila dibutuhkan.

Peserta diperkirakan mencapai garis finis antara pukul 12.00–13.00, sebelum memasuki acara inti pada pukul 14.00. Panitia menyiapkan beragam apresiasi—mulai dari medali untuk 1.000 finisher pertama, kupon hadiah, hiburan elekton, hingga uang pembinaan. Dua unit sepeda motor sebagai grand prize menjadi daya tarik utama, sementara seluruh finisher berhak memperoleh e-sertifikat. Total hadiah yang disediakan mencapai Rp114 juta.

Hadiah untuk kategori kelompok meliputi Rp10 juta bagi juara pertama, Rp9 juta untuk juara kedua, dan Rp8 juta untuk juara ketiga. Untuk kategori perorangan usia 16–30 tahun maupun 31–60 tahun, tersedia hadiah Rp5 juta untuk juara pertama, Rp4 juta untuk juara kedua, dan Rp3,5 juta untuk juara ketiga. Panitia juga menyediakan nominasi terbaik untuk tiap kategori, menambah semarak kompetisi.

Demi kelancaran seluruh rangkaian, peserta diwajibkan melampirkan surat kesehatan, identitas diri, serta BPJS atau asuransi. Khusus warga Kota Kediri yang masuk dalam DTKS, SKTM dapat digunakan dan iuran BPJS Ketenagakerjaan ditanggung oleh pemerintah.

Penilaian lomba tidak hanya menitikberatkan pada kecepatan. Kepatuhan terhadap rute, penilaian pos, sportivitas, dan kelengkapan peserta turut menjadi aspek penting. Setiap peserta wajib mengumpulkan tujuh stempel dari seluruh pos sebagai syarat kelulusan. Untuk menjaga objektivitas, sebanyak 80 juri akan ditempatkan pada titik-titik penilaian.

Panitia juga menegaskan bahwa proses pengundian hadiah berlangsung transparan dengan menjaga kerahasiaan kupon peserta. Selain hadiah utama, peserta terbaik juga berkesempatan membawa pulang piala bergilir Wali Kota Kediri, simbol kehormatan bagi mereka yang berhasil menyelesaikan perjalanan penuh makna ini.

jurnalis : Anisa Fadila
Bagikan Berita :