jurnalis : Anisa Fadila

Aksi Bersih Sungai Brantas: Menjaga Warisan dan Mencegah Bencana di Kediri

Bagikan Berita :

KEDIRI – Pemerintah Kota Kediri bersama tim lintas sektor turun tangan membersihkan tumpukan sampah yang mengendap di bawah Jembatan Lama Kota Kediri, Selasa (20/5). Aksi ini bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan respons cepat terhadap aduan warga melalui platform pengaduan publik SURGA (Sistem Layanan Pengaduan Masyarakat) yang masuk pada 2 Mei 2025 lalu.

Pembersihan ini menyasar dua persoalan utama: potensi banjir akibat aliran sungai yang tersumbat, dan penyelamatan struktur Jembatan Lama — yang secara resmi bernama Brug Over den Brantas te Kediri — sebuah bangunan cagar budaya yang telah berdiri sejak lebih dari 156 tahun lalu.

Menurut Sekretaris Daerah Kota Kediri, Bagus Alit, penumpukan sampah terutama dari batang bambu (barongan pring) menjadi ancaman serius bagi kelangsungan jembatan bersejarah itu.

“Kalau dibiarkan, beban pada jembatan akan meningkat, terutama saat arus deras. Ini bisa mempercepat kerusakan strukturnya,” jelas Bagus.

Tak tinggal diam, Pemkot Kediri juga menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk melakukan kajian teknis. Tujuannya jelas: menilai kondisi terkini jembatan dan menyusun langkah strategis pelestariannya.

Kepala BPBD Kota Kediri, Joko Arianto, menambahkan bahwa selain sampah dari aktivitas warga, lonjakan volume air dan kiriman material dari proses flushing di Waduk Wlingi dan Lodoyo turut memperparah situasi.

“Kami menemukan batang pohon, bambu, bahkan benda-benda tak lazim seperti kasur dan bantal. Ini jelas bukan hanya masalah alam, tapi juga soal kesadaran masyarakat,” tegas Joko.

Untuk mengatasi penumpukan tersebut, tim menggunakan gabungan teknik pelarutan dan pengangkatan. Sampah ringan dihanyutkan menuju Bendungan Waruturi untuk ditangani oleh Perum Jasa Tirta I. Sementara batang kayu besar dipotong menggunakan gergaji mesin, lalu ditarik ke atas jembatan dengan bantuan dua chain block agar proses evakuasi berjalan lebih cepat.

Operasi ini melibatkan satu speed boat dan dua perahu karet, serta dukungan dari berbagai instansi pemerintah daerah. Ini menunjukkan keseriusan penanganan, tetapi juga menyoroti betapa buruknya dampak dari perilaku masyarakat yang masih seenaknya membuang sampah ke sungai.

Sebagai penutup, Joko mengingatkan warga agar tak menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah, terutama saat musim hujan.

“Kami temukan sampah rumah tangga besar yang jelas-jelas dibuang dengan sengaja. Ini bukan hanya merusak lingkungan, tapi juga membahayakan kita semua,” katanya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada saat hujan deras, serta menghindari berteduh di bawah pohon besar atau papan reklame demi keselamatan.

jurnalis : Anisa Fadila
Bagikan Berita :