Suasana di salah satu tempat karaoke di Kecamatan Gampengrejo ini tampak ramai dalam seminggu terakhir. Jika saat pandemi tahun lalu mencekam, cafe yang kini diubah menjadi tempat hiburan ini tutup total. Hampir setiap malam pagar dan ruang gelap gulita seakan tanpa pengunjung. Kini telah tampil beda, parkir mobil dan sepeda motor menggambarkan jumlah pengunjung.
penulis : Nanang Priyo Basuki
jurnalis kediritangguh.co
Masuk beberapa meter di ruang lobi, pada akhir pekan ini, terlihat seorang kasir dan pelayan sudah ada. Lampu warna-warni tampak di lorong-lorong ruang. Suara dentuman musik terdengar dari beberapa ruangan. Memang, tempat ini lebih pas disebut tempat hiburan malam. Fasilitas yang ditawarkan pihak pengelola kian beragam, di antaranya pemandu lagu berpakaian minim sebagai teman para pengunjung di dalam kamar.
Tidak sulit untuk memilih para pemandu lagu karena mereka terlihat duduk bergerombol, tergantung selera pengunjung. Bila ingin memakai jasa mereka menemani bernyanyi, cukup menyampaikan ke pelayan. Dari sekian pemandu lagu, ada perempuan berinisial In, merupakan warga Kediri. Bibir merekah, rambut sebahu, bau parfum cukup menyengat ditambah sebatang rokok sesekali dihisapnya. Lebih dari cukup menandakan, jika dia diantara para pemandu lagu lainnya.
Dia pun tanpa sungkan menyambut tamu, ketika kemudian mengajaknya ke ruang karaoke. Cukup santun saat memperkenalkan diri, kesan pertama saat bertemu dengannya. Memasuki ruangan dia pun bergegas menawarkan diri untuk memesan sesuai menu tersedia. “Minuman dingin atau panas?,” ungkapnya. Lalu dia pun cukup fasih menyebutkan sejumlah merk minuman keras bila berminat.
Sambil menunggu pesanan, dia pun berkisah tanpa terasa telah memiliki anak dua. Anak pertama dengan kekasihnya yang kemudian tidak tanggung jawab dan anak kedua dengan salah satu tamunya, seorang pengusaha muda telah beristri. “Awalnya ikut teman-teman menemani mereka bekerja di tempat hiburan. Tanpa terasa telah 6 tahun berjalan,” ucap perempuan berusia 24 tahun.
Dia pun tidak mengelak, bahwa beberapa tamu juga meminta pelayanan lebih. Sejumlah kamar hotel dengan harga cukup murah, banyak pilihan tidak jauh dari lokasi ini. Tak jarang pula, tamu telah menjadi langganannya memilih langsung bertemu di kamar hotel. “Saya yang pesan kamar, nanti uangnya diganti. Tidak mungkinlah tamu yang pesan kamar, nanti bisa ketahuan dong,” ucapnya sambil tersenyum.
Terkait penari telanjang kini marak, In pun mengaku bukan hal baru dalam dunianya. Bahkan justru lebih mudah buat para sejumlah pemandu lagu untuk mendapatkan uang. “Bila ada yang genit itu wajar. Yang perlu diwaspadai bila tamu tersebut mabuk atau melakukan kekerasan seksual,” lanjutnya.