KEDIRI – Sebagai wujud pelestarian budaya sekaligus penguatan identitas daerah, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kediri menggelar syukuran. Atas dipulangkannya 14 arca dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Trowulan, Selasa (17/12). Langkah ini juga menjadi bagian dari rencana pembangunan museum baru yang representatif di Kabupaten Kediri.
Acara syukuran semakin meriah dengan pementasan wayang krucil yang mengangkat lakon Trisula Weda. Yang bermakna kembalinya pusaka yang hilang, selaras dengan momen bersejarah ini. Kepala Disbudpar Kabupaten Kediri, Adi Suwignyo, dalam sambutannya menyampaikan. Bahwa pemulangan arca ini telah lama dinantikan.
“Alhamdulillah hari ini kita berhasil memulangkan 14 arca dari BPK Trowulan. Ini merupakan langkah penting dalam upaya kita mengembalikan warisan budaya yang tersebar di berbagai tempat. Ke depan, kami akan terus berupaya agar benda-benda bersejarah lainnya, termasuk yang berada di Jakarta dan Belanda, bisa kembali ke Kediri,” ujar Adi Suwignyo.
Adapun 14 arca yang dipulangkan tersebut berasal dari Situs Tondowongso, era Pra-Kediri atau Kahuripan, dengan master piece Siwa Catur Muka yang langka, diantaranya :
1. Siwa Catur Muka (Masterpiece)
2. Dewa Candra 1
3. Dewa Candra 2
4. Siwa Mahakala
5. Siwa Mahaguru
6. Durga Mahesasuramardini
7. Ardanari
8. Kaki Arca (belum diketahui penokohannya)
9. Kepala Siwa
10. Yoni
11. Lingga
12. Dewa Surya
13. Lembu Nandi 1
14. Lembu Nandi 2
Lebih lanjut, Adi menambahkan bahwa proses pemulangan ini berjalan cukup panjang karena sebelumnya belum tersedia lokasi yang aman untuk menyimpan arca-arca tersebut. Dengan rencana pembangunan museum baru, arca-arca ini nantinya akan dipamerkan secara lebih modern dan edukatif.
“Kami sudah berkoordinasi dengan PUPR. Insyaallah, museum ini akan mulai dibangun tahun ini dan ditargetkan selesai pada akhir 2025. Keamanan lokasi juga sudah terjamin, sehingga benda-benda ini bisa kita tampilkan dengan baik dan aman,” jelasnya.
Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri (DK4), Imam Mubarok, turut mengapresiasi pemulangan arca ini. Wacana berdirinya museum nasional, diharapkan mempunyai nilai khusus bagi Kabupaten Kediri.
“Ini adalah langkah awal yang luar biasa. Kami sudah merekomendasikan agar benda-benda purbakala milik Kediri dipulangkan, termasuk Prasasti Harinjing yang saat ini masih berada di Museum Nasional. Prasasti ini sangat penting karena menjadi tonggak hari jadi Kabupaten Kediri,” ujar Imam Mubarok.
Menurut Imam, pemulangan benda-benda bersejarah ini tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga berdampak positif terhadap pengembangan pariwisata dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dengan dipulangkannya 14 arca langka ini, Kabupaten Kediri semakin menunjukkan komitmennya dalam melestarikan warisan sejarah dan budaya. Pembangunan museum baru pun diharapkan menjadi destinasi wisata unggulan sekaligus sarana edukasi bagi generasi mendatang.
jurnalis ; Muhamad Dastian Yusuf