KEDIRI – Hanya ditutup selama tiga bulan karena dampak pencemaran air sumur milik warga , SPBU Tempurejo kembali beroperasi setelahnya hingga sekarang. Kini muncul kabar tak sedap khususnya dari warga, bocornya pipa BBM pada 14 Agustus tahun lalu, faktanya hingga sekarang belum terselesaikan.
“Seharusnya pihak SPBU dan Pertamina memprioritaskan lebih dulu terkait penyelesaian pencemaran air sumur itu,” ucap Kapolsekta Pesantren, Kompol Siswandi dikonfirmasi usai menemui warga setempat.
Dia pun bertemu langsung Sulastri dan melihat kondisi air pada sumur miliknya, hingga sekarang belum bisa dikonsumsi untuk kebutuhan rumah tangga. Ironisnya, kompensasi air minum dari pihak SPBU sesuai kesepakatan, sempat kembali dihentikan.
Dihadapan Kapolsekta Pesantren, Sulastri menyampaikan aduannya tidak mendapatkan pasokan air minum hampir satu minggu lamanya. Sebelumnya dia sempat mengadukan hal tersebut kepada kepala kelurahan setempat.
“Tidak dapat air itu hari Jumat sampai Selasa. Kemarin saya lapor ke pak lurah, akhirnya malam setelah magrib air minumnya dikasih lagi,” jelasnya.
Air Sumber Kehidupan

Hal tersebut dibenarkan Kepala Kelurahan Tempurejo Oryza Mahendrajaya, bahwa pasokan air minum sempat terhenti, namun kemarin telah didistribusikan kembali
“Kemarin sudah dikirim lagi untuk warga yang sumurnya terdampak,” jelasnya
Pasokan air minum ini dirasa sangat penting bagi kehidupan warga tempurejo. Kebutuhan minum dan memasak makanan bergantung pada air galon yang diberikan oleh SPBU.
“Air minum galon yang diberi oleh spbu ini biasanya untuk minum dan masak. Kalau air tandon yang diisi setiap hari ini hanya digunakan untuk mandi. Warga tidak berani mengkonsumsi air tersebut,” jelas Sulastri
Menanggapi keterlambatan air minum, Taufiq Kurniawan selaku humas dari PT Pertamina Patra Niaga menjelaskan. Keterlambatan terjadi disebabkan oleh PDAM. Pada saat weekend yakni Sabtu dan Minggu, pihak PDAM keberatan untuk melakukan pengiriman air
“Ya kemarin keterlambatan ini disebabkan oleh PDAM yang tidak mau mengirimkan pasokan air di hari sabtu dan minggu. Jadi air minum warga terlambat datang,” jelasnya
Lebih lanjut, Taufiq menyebut bahwa kondisi sumur warga hampir sepenuhnya pulih. Akhir bulan Juli ini akan dilakukan pengambilan sampel. Kemudian awal Agustus proses pemulihannya akan selesai dan air bisa digunakan seperti sediakala
“Nanti akan diuji lagi akhir bulan ini dan mudah mudahan akhir bulan ini sudah selesai. Dan mudah mudahan awal Agustus ini sudah clear semuanya,” terang Taufiq.
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki