KEDIRI – Sebanyak 30 kreator muda, termasuk delapan perwakilan dari Kota Kediri, resmi memulai perjalanan mereka dalam Program Inkubasi Kreasi Wastra Mataraman Berkelanjutan yang digelar oleh Bank Indonesia Kediri, Senin (26/05). Program ini menjadi wadah pembinaan intensif bagi para pelaku kreatif untuk mengembangkan karya wastra—kain tradisional khas Indonesia—yang inovatif dan siap bersaing di pasar global.
Acara pembukaan berlangsung meriah dan penuh semangat. Hadir dalam kesempatan tersebut Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Yayat Cadarajat, Ketua Dekranasda Kota Kediri Hj. Faiqoh Azizah Qowimuddin, serta Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilujeng Ayu Rengganis.
Dalam sambutannya, Wali Kota Vinanda memberikan motivasi khusus kepada para peserta, terutama yang masih berstatus pelajar. Ia berharap seluruh peserta bisa mengikuti rangkaian program hingga tuntas, dan tampil maksimal dalam puncak acara Karya Kreatif Mataraman yang akan digelar pada 20–22 Juni mendatang.
“Selamat kepada 30 peserta yang terpilih, terutama delapan peserta dari Kota Kediri yang sudah disebutkan oleh Pak Yayat dan tim juri. Semoga program ini menjadi langkah awal untuk menunjukkan potensi terbaik kalian,” ungkapnya penuh harap.
Program inkubasi ini dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan teknis dan wawasan bisnis, agar produk wastra yang dihasilkan tidak hanya unik dan berkualitas, tapi juga berkelanjutan dan kompetitif di pasar lokal maupun internasional.
Kepala BI Kediri, Yayat Cadarajat, menyampaikan bahwa keberadaan delapan peserta dari Kota Kediri menjadi bukti bahwa daerah ini punya potensi besar dalam dunia wastra. Ia juga menegaskan bahwa pengembangan UMKM oleh Bank Indonesia berfokus pada tiga pilar utama: korporatisasi, peningkatan kapasitas (capacity building), dan akses pembiayaan.
“Dengan korporatisasi, UMKM yang sebelumnya bersifat perorangan akan diarahkan menjadi berbadan hukum agar lebih mudah menjalin kemitraan dan mendapatkan akses keuangan. Di sisi lain, kami juga mengutamakan peningkatan kapasitas pelaku UMKM, agar mereka makin inovatif, adaptif, dan siap bersaing di level nasional maupun global. Tak kalah penting, kami mendorong kemudahan akses pembiayaan untuk memperkuat permodalan usaha,” jelas Yayat.
Lewat program ini, diharapkan lahir karya-karya wastra yang tidak hanya indah secara estetika, tapi juga punya nilai jual tinggi dan dapat membuka peluang lebih luas bagi UMKM untuk berkembang ke level yang lebih tinggi.
jurnalis : Neha Hasna Maknuna