KEDIRI – Aksi patut diapresiasi dilakukan sepasang anak muda, Mohammad Irhason Nawawi dan Sukma May Purba Pangestu. Semuanya merupakan warga desa setempat, menjadi calon ujian perangkat sekretaris desa di Desa Ngasem Kecamatan Gurah. Ditemui sepulang dari Kota Malang, pada Rabu (22/12), mereka mengaku mendapatkan penjelasan detail bahwa sebenarnya belum ada kerjasama resmi antara pihak panitia penyelenggara dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
“Hanya berupa surat permohonan dibuat Camat Gurah kepada Kampus UMM. Namun untuk dituangkan dalam bentuk kerjasama resmi belum ada,” jelas Irhason, warga Desa Ngasem RT. 07 RW. 01 Kecamatan Gurah saat dikonfirmasi. Sebenarnya usai mengetahui hasil ujian, keduanya pun segera membuat aduan melalui aplikasi Halo Masbup.
Kemudian mendapat balasan jika aduan tersebut telah disposisi. Namun karena tak kunjung ada kabar, akhirnya keduanya didampingi orang tua mendatangi Kampus UMM. “Kami bertemu langsung dengan Dekan Fisip Muslimin Machmudi M. Si Ph.D dan Kaprodi Ilmu Pemerintahan UMM, Muhammad Kamil. Bahwa surat pengajuan dari camat belum diketahui pihak kampus, sesuai pernyataan pak Dekan namun hanya diketahui Kaprodi,” ucapnya
UMM Belum MoU Resmi

Tujuan untuk mencari kebenaran ini berawal, saat keduanya menjadi wakil peserta ujian untuk mengawasi selama proses penilain ujian tulis. “Yang sekarang dilantik dan menduduki rangking satu ini cukup janggal. Karena dari 100 soal, untuk soal nomor 1 hingg 45 banyak kesalahan. Sementara soal nomor 46 hingga 100 semuanya benar. Padahal yang paling sulit ini soal nomor 46 hingga 100,” tegasnya
Kenapa dianggap sulit, karena Irhason merupakan alumnus Unair Surabaya ini sehari-harinya sebagai guru bimbingan belajar untuk anak SMA. “Karena saya sehari-sehari sebagai guru bimbel untuk anak SMA, makanya saya bedakan soal yang mudah dan sulit. Sementara yang dilantik sebagai carik ini merupakan lulusan SMA,’ jelasnya.
Keterangan disampaikan Irhason dibenarkan Sukma juga warga setempat yang saat ini tengah menyelesaikan kuliah di Kampus UNP PGRI Kota Kediri. “Sama seperti teman saya, waktu saya menjadi saksi koreksi itu kejanggalan hanya pada nilai. Mengerjakan soal nomor 1 sampai 45 itu sudah ada kesalahan, namun selanutnya hingga soal nomor 100 semuanya benar,” ungkapnya.
Kemudian pasca ditetapkan Rima Dianawati sebagai sekretaris desa, membuat aduan melalui aplikasi Halo Masbup. “Mendapat jawaban telah didisposisi, namun hingga sekarang belum ada tindaklanjut. Makanya kami mendatangi Kampus UMM dan mendapat penjelasan pihak kampus siap bila dimintai keterangan atas permasalahan ini. Termasuk Bapak Dekan merasa malu bila ternyata telah terjadi kecurangan saat ujian perangkat desa di Kabupaten Kediri,” ucap Sukma menirukan ucapan Dekan UMM.
Bahwa saat hari H ujian sempat molor di Balai Desa Tiru Kidul Kecamatan Gurah, digelar Senin 6 Desember 2021, dibenarkan oleh keduanya. Bahwa sesuai aturan tata tertib telah dibuat, seharusnya segel soal ujian ini dibuka pukul 07.00wib, sementara peserta mulai pukul 06.00 wib telah berdatangan. “Namun soal ujian baru datang sekira pukul 10.30 wib,” jelas Irhason.