KEDIRI – Malam pergantian tahun Imlek 2576 di Klenteng Tjoe Hwie Kiong, Kota Kediri, berlangsung meriah dengan pertunjukan delapan barongsai yang memukau ratusan warga, Selasa malam (28/01). Uniknya umat Tionghoa dan umat muslim berbaur melihat pertunjukan Barongsai.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Kediri terpilih, Qowimuddin, yang menyampaikan pesan penting terkait kerukunan umat beragama sebagai fondasi pembangunan Kota Kediri yang maju dan sejahtera.
Dalam sambutannya, Gus Qowim menegaskan pentingnya menjaga harmoni antarumat beragama untuk mewujudkan visi “Kediri Mapan.” Menurutnya, silaturahmi dalam setiap perayaan keagamaan menjadi alat komunikasi efektif untuk membangun kebersamaan.
“Kota Kediri yang termasuk 10 besar kota toleran harus terus menjaga dan mempertahankan hal ini. Kegiatan seperti malam ini menjadi bukti bahwa kita semua bisa guyub dan rukun demi Kediri yang lebih maju,” ujarnya.
Makna Shio Ular Kayu

Ketua Yayasan Tri Dharma Tjoe Hwie Kiong, Prajitno Sutikno, menyampaikan rasa syukur atas antusiasme masyarakat yang tetap tinggi meski hujan gerimis turun dari sore hari. Ia juga berbicara tentang makna shio Ular Kayu di tahun mendatang.
“Shio tahun depan adalah Ular Kayu. Perekonomian dan hal lainnya diprediksi akan membaik, tetapi kita harus tetap berhati-hati dalam melangkah. Apa yang terlihat bagus belum tentu indah. Kami berharap pemerintahan baru bisa lebih berkolaborasi dalam membina kerukunan umat beragama di Kota Kediri,” Jelasnya.
Perayaan malam itu tidak hanya menjadi simbol budaya Tionghoa, tetapi juga bukti nyata keberagaman yang hidup harmonis di Kota Kediri. Guyubnya masyarakat dari berbagai latar belakang agama menjadi cerminan Kota Kediri sebagai salah satu kota toleran terbaik di Indonesia.
jurnalis : Sigit Cahya Setyawan