Site icon kediritangguh.co

Siswa SMK PGRI Dikeroyok Hingga Pingsan di Jalan Tembus Maskumambang, Orang Tua Korban Tidak Terima, Minta Polisi Tangkap Para Pelaku

Korban pengeroyokan Romadhon Putera Wijaya (Nanang Priyo Basuki)

KEDIRI – Slamet Hadi Wijaya, warga Perumahan Wilis Indah 2 blok G12 nomor 52 Kecamatan Kota Kediri, pada Rabu (20/12), mengadu ke redaksi kediritangguh.co. Terkait kasus tindak pidana berupa pengeroyokan yang menimpa anak kandungnya. Dia berharap, pihak Polres Kediri Kota serius menanggani kasus ini karena setelah kejadian ada bentuk ancaman diduga dari kelompok pelaku.

Ditemui di rumahnya, Romadhon Putera Wijaya merupakan siswa SMK PGRI 1 kelas 1 mengaku ditemui seseorang dikenalnya bernama Rana. “Saat itu saya bersama teman saya bernama Putra, kemudian saya hubungi teman saya lainnya bernama Hendra. Akhirnya kita bertemu Rana di salah satu warung kopi,” ucapnya.

Rupanya dari pembicaraan tersebut terjadi salah paham, diduga Rana kemudian menghadirkan teman-temannya. “Awalnya kelompok pertama yang datang sekitar 5 anak, terus muncul lagi kelompok kedua berjumlah sekitar 15 anak. Saya lalu dipaksa ikut ke Bong Cino awalnya, terus pindah tempat barat Kampus UNIK,” jelasnya.

Rupanya Rana ini menantangnya duel satu lawan satu. Namun karena didatangi warga saat di lokasi Bong Cino, kemudian berpindah tempat. Saat pindah ke tempat kedua di Jalan Tembus Maskumambang ini, rupanya dia dikeroyok oleh beberapa anak.

“Yang saya ingat, punggung belakang saya ditendang oleh Rana. Lalu pas ulu hati dipukul oleh temannya dan disusul dipukul di kepala bagian belakang. Saya akhirnya tidak sadar, kemudian ditolong teman saya Hendra. Setibanya di rumah, kemudian dibawa ke RS Lirboyo,” ucap korban.

Saat ditanya apa penyebab terjadinya pengeroyokan menimpa dirinya, Putera menduga ini permasalahan lama saat mereka sama-sama duduk di bangku SMP. “Mungkin merasa tersinggung, lalu ngundang temannya kemudian saya dikeroyok,” imbuhnya.

Atas kejadian ini, Slamet Hadi Wijaya mengaku tidak terima atas perlakuan diterima terhadap anaknya. “Apalagi ini ada bukti pesan masuk ke HP anak saya, katanya diancam mau diciduk. Maksudnya apa? Bukannya merasa bersalah, ini sudah termasuk bentuk ancaman keselamatan bagi keluarga kami. Saya berharap pihak Kepolisian bersikap tegas dan profesional, untuk amankan para pelaku,” tegasnya.

Dia pun menunjukkan bukti surat tanda laporan ke SPKT Polres Kediri Kota LP/B/193/XII/2023/SPKT/PolresKediriKota/PoldaJawaTimur, tertanggal 19 Desember 2023. “Hasil foto rontgen, menunjukkan ada bekas benturan benda keras pada punggung, ulu hati dan kepala bagian belakang,” terangnya.

editor : Nanang Priyo Basuki
Exit mobile version