Bangunan tempat ibadah di SDN 2 Besowo (Wildan Wahid Hasyim)

Semangat Kebersamaan Berikan Pendidikan Budi Pakerti Sejak Dini, Diwujudkan Tiga Tempat Ibadah di SDN 2 Besowo Kepung

Bagikan Berita :

KEDIRI – Keberagaman dan wujud Bhinneka Tunggal Ika berlangsung di lingkungan dan di sekolah, menjadikan alasan Yunus Priambodo selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Besowo Kecamatan Kepung. Kemudian menjadikan semangat, mendirikan dua tempat ibadah di lingkungan sekolah. Dibalik semua ini, dia pun bercita-cita mengajarkan toleransi beragama dan pendidikan karakter bagi siswa.

Ditemui di ruang kerjanya, kemarin, Yunus Priambodo bercerita tentang kisah pembangunan rumah ibadah serta tujuan didirikan.

“Filosofi kita intinya kemajemukan diantara siswa, yang beragama Islam, Kristen dan hindu. Kerukunan sudah terjalin lama harus dipertahankan. Saat saya masuk ke sini, anak-anak kami saat pembelajaran agama sangat kesulitan masalah tempat,” jelasnya

Memang dalam proses pembangunan rumah ibadah tak semudah membalikkan telapak tangan. Dia mengakui butuh proses dan kesulitan yang dihadapi. Utamanya kesulitan terkait anggaran pembangunan

“Kendala kita yang pasti pendanaan. Kemudian kami sampaikan kepada para tokoh agama dan tokoh masyarakat, bahwa sekolah hanya bisa menyiapkan lahan,” jelas Yunus

Berkat Solidaritas

Suasana siswa saat pelajaran agama di musala (Wildan Wahid Hasyim)

Berkat solidaritas sosial warga desa tinggal di Lereng Gunung Kelud. Dukungan tokoh agama, masyarakat bahkan para alumni membuahkan proyek rohani pembangunan rumah ibadah.

“Kami sangat dibantu oleh warga desa setempat, tokoh masyarakat dan alumni. Beberapa alumni menyumbangkan juga untuk pure dan gereja. Alhamdulillah, alumni kita dan masyarakat, solidaritasnya luar biasa,” jelasnya

Total ada 62 siswa yang mengenyam pendidikan di SDN 2 Besowo ini. Dengan rincian ada 2 siswa beragama Kristen, 12 siswa beragama Hindu dan sisanya beragama Islam.

Yunus berpesan seiring berdirinya tempat ibadah ini, mampu membentuk budi pekerti anak. Hal ini menjadi penting, karena budi pekerti sebagai ujung tombak dalam toleransi dan moralitas generasi bangsa di masa depan

“Untuk anak-anak biar penanaman karakter dan budi pekerti itu lebih kuat. Karena itu pondasi untuk anak-anak dan bisa lebih mengenal perbedaan itu indah. Saling menghormati tidak saling memaki atau menjelekkan yang lain,” harapnya

Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim
Editor : Nanang Priyo Basuki
Bagikan Berita :