KEDIRI – Calon Bupati Kediri nomor urut 2, Hanindito Himawan Pramana, menggelar kampanye dialgis di Desa Sambiresik, Kecamatan Gampengrejo, pada Rabu (09/10).
Ratusan warga yang hadir, menunjukkan antusias saat bertemu Bupati Petahana. Akan kembali maju bersama Calon Wakil Bupati Dewi Mariya Ulfa.
Turut hadir mendampingi, istri tercinta Hanindito, Eriani Annisa, yang juga menyapa warga setempat.
Dalam sesi dialogis, berbagai masalah masyarakat disampaikan kepada Hanindito. Isu yang paling sering muncul adalah terkait sektor UMKM, pertanian, dan kesulitan akses pupuk subsidi.
Mas Dhito sapaan akrab Hanindito Himawan Pramana mengakui. Bahwa keluhan warga terkait pupuk dan elpiji masih menjadi persoalan utama di beberapa wilayah.
“Beberapa pedagang yang berjualan di sekolah mengeluhkan kesulitan mendapatkan tempat, serta masalah pupuk subsidi yang dianggap kurang. Padahal, secara global serapan pupuk di Kabupaten Kediri sudah mencapai 68 persen,” ujarnya.
Ia berjanji akan mempercepat penyaluran pupuk dan menegaskan bahwa masalah elpiji 3 kilogram juga akan selesai dalam 1 hingga 2 minggu ke depan.
“Kami sudah siapkan solusinya. Untuk pupuk, kita akan perbaiki sistem penyaluran agar subsidi bisa tepat sasaran,” tegasnya.
Selain itu, Mas Dhito juga memaparkan rencananya untuk meningkatkan pelayanan publik dengan meresmikan fasilitas terintegrasi pada bulan Desember mendatang.
“Semua akan terhubung, dari alokasi pupuk hingga denah RT RW, sehingga memudahkan para pelaku usaha mengetahui zona yang diperbolehkan,” tambahnya.
Salah satu isu yang mendapat perhatian khusus. Permintaan warga terkait rumah sakit tipe A di Kabupaten Kediri.
Dalam dialog, Sri Hartatik, warga Desa Sambiresik, menyampaikan keluhan mengenai kesulitan keluarganya yang harus berobat ke Malang untuk penanganan kanker.
“Kenapa di Kediri belum ada rumah sakit tipe A? Kami harus mengeluarkan biaya besar untuk bolak-balik ke Malang sebulan sekali,” ujar Sri.
Hanindito merespons dengan menjelaskan bahwa RS Kabupaten Kediri biasa disebut RS Pelem. saat ini sedang dalam tahap renovasi besar-besaran dan akan menjadi rumah sakit rujukan di Kabupaten Kediri.
“RSUD akan menjadi lima lantai dengan anggaran mencapai 160 miliar. Rumah sakit ini akan menjadi kebanggaan Kabupaten Kediri, sehingga warga tidak perlu lagi ke Malang atau Tulungagung untuk perawatan.”
Tidak hanya soal kesehatan, warga juga menyuarakan masalah di sektor peternakan. Seorang perwakilan dari Bumdesma Mitra Desa Plosoklaten yang merupakan peternak ayam potong, mengeluhkan harga pakan yang tinggi dan sulitnya mendapatkan pemanas.
“Peternak ayam di wilayah kami banyak yang gulung tikar karena harga pakan dan elpiji melon yang semakin langka,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Hanindito memperkenalkan program “Trade In” yang akan memberikan tukar gas gratis bagi peternak.
“Kami akan mengganti gas 3 kilogram dengan gas 5 kilogram, dan itu akan menjadi solusi bagi peternak ayam potong yang kesulitan mendapatkan pemanas, selain itu pengusaha dalam aturan tidak boleh menggunakan gas subsidi.”ujarnya.
jurnalis : Faustav Imaniarta Wijaya editor : Nanang Priyo Basuki