KEDIRI – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAHMI) Kediri. Menggelar unjuk rasa bertajuk Seruan Aksi, di depan gedung DPRD Kabupaten Kediri, Rabu (19/06).
Mereka menyatakan secara tegas menolak kebijakan pemerintah terkait bakal dilakukan Revisi UU TNI, UU Polri dan UU Penyiaran. Namun sayangnya, aksi ini sempat diwarnai aksi kesalahpahaman yang menjadikan Ketua DPRD Dodi Purwanto sempat menemui, akhirnya masuk ke gedung dewan.
“Kalian boleh menghina saya, tapi jangan menghina partai saya,” ucap Dodi Purwanto kemudian meninggalkan massa yang sedang beraksi.
Terkait kesalahpahaman ini, Shelfin Bima Pamungkas selaku koordinator lapangan menjelaskan. Dalam orasi tidak ada yang menyebutkan secara eksplisit nama partai dari Ketua DPRD tersebut.
“Padahal dalam orasi kami tidak secara terang-terangan memberikan pernyataan yang membawa nama partai,” terangnya.
Aksi berakhir hingga menjelang Maghrib ini, rupanya menyimpan janji akan kembali menggelar aksi susulan. Mereka merasa tidak puas dengan tanggapan diberikan wakil rakyat.
“Kami akan menggelar aksi yang lebih besar lagi karena kami tidak puas dengan respon anggota dewan yang tidak menerima aspirasi kami. Kami sudah menyiapkan lembar pengesahan yang bertanda tangan dewan sebagai bentuk, bahwa mereka menerima keluhan dalam aksi kami,” terangnya.
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki