KEDIRI – Melalui Abdullah Mubarok selaku Ketua RT. 05 RW. 02 Kelurahan Tempurejo Kecamatan Pesantren, membenarkan bahwa hingga saat ini di wilayahnya masih berlangsung pencemaran air sumur. Pihak Pemerintah Kota melalui DLHKP dan PDAM terus menggelontorkan bantuan air bersih kepada warga melalui tandon telah dipasang 16 unit.
“Hingga saat ini tetap dan belum berkurang. Untuk kebutuhan warga, setiap pagi dan sore kebutuhan air dari DLHKP dan PDAM melalui tandon telah dipasang,” jelas Ketua RT. Dia pun membenarkan jika hingga saat ini belum mendapatkan informasi resmi hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan pemerintah kota, terkait penyebab pencemaran air pada sumur warga.
Benarkah penyebab pencemaran ini dikarenakan keberadaan SPBU? Lalu kenapa pihak Pertamina menghentikan bantuan air kepada warga? Melalui Head Communication and Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Taufiq Kurniawan didapat penjelasan saat dikonfirmasi melalui telepon.
“Kronologisnya sekitar tanggal 13 Agustus, warga itu merasakan bahwa ada keluhan di sumur mereka. Terus tanggal 14 Agustus dari DLH Kota Kediri melakukan pengecekan perihal hasilnya. Jadi monggo ditanyakan ke DLH Kota Kediri. Banyak warga yang bilang ada bau solar, namun setelah dicek itu tidak ditemukan. Lebih mirip film minyak atau lemak campur minyak goreng,” jelasnya.
Pihak Pertamina juga telah melakukan pengecekan dan pengambilan contoh air dan hasilnya bakal keluar pada 10 September nanti.
“Kita (Pertamina, red) juga melakukan pengujian, DLH juga melakukan pengujian. Hasil labnya untuk pengujian Pertamina baru keluar sekitar tanggal 10 September. Jika pengujian dari DLH seharusnya sudah keluar. Cuma parameter pengujiannya berbeda. Kalau dari DLH lebih ke baku mutu, artinya menyatakan tercemar atau tidak, sehingga layak dikonsumsi atau tidak,” terangnya.
Taufiq Kurniawan menegaskan tidak ada kebocoran meski terdapat SPBU berbatasan dengan pemukiman warga. “Kita sudah mengecek di sumur pantau, kita cek sejumlah titik-titik dekat dengan tangki BBM yang dipendam. Tidak ada ceceran atau cemaran, makanya ini perlu investigasi lebih lanjut,” jelasnya.
Dia pun membenarkan telah menghentikan bantuan berupa air bersih. “Awalnya bantuan air bersih, kita stop gara gara dibahas di salah satu media, sebagai bentuk tanggung jawab SPBU benar-benar melakukan pencemaran. Padahal kita murni membantu, karena tetangga sekitar itu. Jadi kita stop aja, daripada membantu tapi malah dibahas seperti itu,” tegas Taufiq Kurniawan.
Jurnalis : Oktavian Yogi Pratama Editor : Nanang Priyo Basuki