pedagang loak di kawasan PJKA Pare (Neha Hasna Maknuna)

Pedagang Pasar Loak Pare Tolak Barang Diduga Jarahan, Teguhkan Sikap Jujur Mengais Rejeki Halal

KEDIRI – Riak pasca kericuhan di Kediri mulai terasa hingga ke pasar loak aksesori motor di Pare. Di balik deretan lapak dan riuh tawar-menawar, sejumlah pedagang mengaku sempat ditawari barang-barang mencurigakan yang diduga hasil jarahan. Mulai dari setrika, laptop, hingga aksesori motor. Namun satu suara bulat mereka sepakati: menolak!!!

Rudi (56), pedagang yang sudah lama berjualan di pasar itu, menceritakan pengalaman tak biasa. Selasa sore, ia didatangi seseorang yang fisiknya menyerupai pria, namun bersuara perempuan dewasa. Orang itu menawarinya sebuah setrika seharga Rp150 ribu.

“Besoknya, di toko sebelah malah ditawari laptop,” ujar Rudi saat ditemui di Pasar Loak Kongan PJKA Pare, Kamis (4/9).

Harga yang ditawarkan memang menggiurkan, namun Rudi memilih berhati-hati.

“Karena waktunya pasca demo, saya putuskan menolak,” tuturnya.

Senada dengan Rudi, Dino (54), pedagang lain, juga menegaskan dirinya tak akan menerima barang yang terindikasi hasil penjarahan. Ia bahkan sudah mendapat imbauan dari pihak tertentu untuk segera melapor bila ada orang mencoba menjual barang mencurigakan, terutama pretelan dan aksesori motor.

“Kalau ada yang nawarin barang jarahan, laporkan dulu orangnya. Jangan diterima,” tegasnya.

Atin (46) juga tak luput dari godaan. Awal pekan ini, ia didatangi beberapa anak yang mencoba menjual aksesori motor pada siang hari, namun tanpa ragu, ia menolak.

“Ya tahu barang itu hasil jarahan. Dijual di sini jelas enggak saya terima,” katanya mantap.

Sementara itu, Ali (45), pedagang lainnya, mengaku hingga kini belum pernah ditawari barang yang mencurigakan. Namun ia pun berkomitmen untuk tetap menutup pintu bagi segala bentuk transaksi ilegal.

Di tengah derasnya arus godaan, sikap para pedagang Pasar Loak Pare ini menjadi pengingat bahwa kejujuran masih tegak berdiri. Mereka memilih menjaga martabat pasar dan nama baik kampung, meski harus melewatkan keuntungan cepat dari barang yang tak jelas asal-usulnya.

jurnalis : Neha Hasna Maknuna