KEDIRI – Perhatian Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono atas keberadaan seni budaya di Kabupaten Kediri, rasanya tak perlu diragukan lagi. Warisan sejarah ini, harus dirawat dan ditumbuhkembangkan bahkan merupakan salah satu ikon. Salah satu cara memberikan ruang pentas meski masih di masa pandemi dengan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Bertempat di Pendopo Panjalu Jayati, Pagelaran Seni Jaranan (Senja) digelar selama dua hari, dimulai Sabtu dan berakhir Minggu malam (21/11) berlangsung lancar. Acara ditayangkan secara virtual pada sejumlah akun dan tersebar di 26 kecamatan ini, ternyata mendapatkan antusias positif bukan hanya warga di Kabupaten Kediri.
Tak berhenti di situ, bahkan orang nomor satu di Kabupaten Kediri akrab disapa Mas Dhito. Merencanakan akan mengadakan road show seni jaranan setiap bulan. “Senja Kediri ini adalah acara pertama, nanti kita akan mulai road show dari bagian Utara, Barat, Timur dan Selatan Kediri. Kita akan buatkan acara, karena ini terkait bagaimana kita menghargai kesenian dan kebudayaan yang ada di Kabupaten Kediri,” ungkapnya saat menutup Pagelaran Senja
Dijelaskan Mas Dhito, upaya untuk menggelar pentas jaranan tak lain karena wujud penghargaan pemerintah kabupaten terhadap kesenian dan kebudayaan yang ada di Kabupaten Kediri. Kegiatan ini juga upaya mendukung kelestarian kesenian tradisional jaranan di Kabupaten Kediri berjumlah sekitar 470 grup. “Sentuhan dari pemerintah kabupaten sangatlah ditunggu dan diharapkan,” tegasnya.
Ketua Paguyuban Seni Jaranan (Pasjar), Hari Pratondo secara terpisah mengakui selama masa pandemi. Hampir dua tahun pelaku seni tradisional jaranan tak bisa pentas. Mewakili pelaku seniman dia pun mengaku berterimakasih kepada Mas Dhito yang telah menghidupkan kembali seni jaranan. “Apresiasi beliau sangat luar biasa terhadap para seniman khususnya jaranan ini. Kami warga jaranan sangat berterima kasih dengan Mas Dito,” ucapnya bangga.
editor : Nanang Priyo Basuki