KEDIRI – Bahwa Kediri memiliki sejuta cerita dan peninggalan tempat bersejarah, diharapkan mampu menjadi destinasi wisata seiring berdirinya Bandara Dhoho Kediri (BDK). Salah satu tempat kini masih terawat rapi, pernah ditempati pahlawan nasional. Diberi nama Sasana Pangripta Gelar Panglima Jenderal Soedirman.
Rumah berada di Jalan Raya Dusun Goliman Desa Parang Kecamatan Banyakan ini, dijadikan tempat bersembunyi beliau dari kejaran Belanda. Bangunan masih terlihat terawat rapi, dengan hiasan ukiran bermotif kembang.
Pada pintu masuk tertulis “Badal Poe” diambil dari nama pemilik rumah Badal dan angka 1948 merupakan tahun berlangsungnya Agresi Belanda ke Kediri.
Melalui Ngadianto, Kepala Desa Parang didapat kisah bagaimana perjuangan Jenderal Soedirman dikejar penjajah.
“Ketika dikejar oleh Belanda, Jenderal Sudirman akhirnya melarikan diri dari Parang dan tinggal di sini selama sekitar sembilan hari. Dalam kondisi sakit, Jenderal Sudirman kemudian pindah ke Bajulan,” terangnya, Jumat (05/07).
Bahwa Sasana, dulunya adalah rumah milik warga yang masih berupa gubuk. Para warga kemudian menghibahkan tempat ini untuk dikelola oleh Dinas Pariwisata. Peninggalan yang tersisa di tempat ini hanya kasur tidur, kursi, meja, foto-foto dan kendi merupakan tempat minum beliau.
“Penghuni awal rumah ini adalah seorang tukang kebun sekolah. Sebagai penghargaan atas jasanya, ia diberi tugas untuk mengelola tempat ini dan dijadikan pegawai negeri. Namun, sekarang beliau sudah meninggal dan tempat ini diwariskan kepada anaknya yang bernama Parno,” jelas Kades Parang.
Sekira tahun 90-an ke bawah, setiap bulan kerap digelar napak tilas oleh Jenderal Usri Sastrodiharjo yang tengah menjabat. Namun, sejak tahun 90-an ke atas hingga sekarang, acara tersebut sudah tidak berlangsung lagi.
“Pengunjung kebanyakan Tentara hampir ribuan personil, sering berkunjung ke sini untuk mampir dan berfoto-foto,” ucap Ngadianto.
Hal yang sama juga dilakukan oleh peserta gerak jalan Kediri-Bajulan, mengingat rute yang dilewati melewati tempat ini. Namun, beberapa tahun terakhir ini, semenjak pandemi COVID hingga sekarang, pengunjung sangat sepi.
Adapun saat ini yang mengurus Sasana adalah Anwar merupakan cucu dari Mbah Wandi dan keponakan dari Parno. Anwar inilah yangbertanggung jawab untuk menjaga dan merawat tempat bersejarah ini agar tetap terpelihara dengan baik.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap sosok Jenderal Besar TNI, kamar tempatnya menginap terus dirawat termasuk juga kendi berada di di atas meja kamar.
Jurnalis : Faustav Imaniarta Wijaya Editor : Nanang Priyo Basuki