KEDIRI — Suasana di Pendopo Panjalu Jayati, Jumat (24/10), terasa berbeda. Sejumlah siswa berseragam rapi dari SMAN 5 Taruna Brawijaya, Jawa Timur, datang dengan semangat muda yang menyala. Mereka tidak sekadar berkunjung, tetapi menunaikan tugas dari sekolah untuk bertemu dan berdialog langsung dengan kepala daerah.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, yang akrab disapa Mas Dhito, menyambut mereka dengan hangat. Di balik senyumnya yang ramah, tergambar semangat seorang pemimpin muda yang memahami dunia generasi penerus bangsanya.
Pertemuan itu bukan yang pertama. Mas Dhito memang dikenal dekat dengan kalangan pelajar dan mahasiswa. Dalam banyak kesempatan, ia kerap mengajak mereka berdiskusi, berbagi pengalaman, dan menanamkan nilai-nilai kepemimpinan yang berakar pada integritas dan keberanian.
Kali ini pun, suasana cair penuh keakraban tercipta. Di hadapan para siswa yang sebagian besar bercita-cita menapaki jalan disiplin sebagai taruna akademi militer dan kepolisian, Mas Dhito berbicara tentang tantangan hidup dan semangat pantang menyerah.
“Setiap masa ada tantangan, dan setiap tantangan ada masanya,” ujarnya dengan nada mantap. “Kalau orang tua kalian dulu berjuang mencari nafkah untuk biaya hidup, maka tantangan kalian hari ini adalah bagaimana bisa tetap berkarya dalam kondisi apa pun.”
Kalimat itu menggema di ruang pertemuan, menembus kesunyian sesaat yang berubah menjadi renungan. Mas Dhito berbicara bukan sekadar memberi nasihat, tapi mengajak mereka menatap masa depan dengan tekad baja.
Menurutnya, di usia muda yang tengah mencari jati diri, rasa gagal atau kecewa adalah bagian dari proses pendewasaan. “Kadang kalian akan merasa putus asa ketika sesuatu tidak berjalan sesuai harapan. Tapi yang penting bukan seberapa sering jatuh, melainkan seberapa cepat kalian bisa bangkit kembali,” tegasnya.
Ia menatap satu per satu wajah para pelajar itu, lalu menambahkan dengan nada penuh keyakinan, “Kalian ini calon taruna, calon perwira, calon pemimpin masa depan. Tunjukkan bahwa anak-anak SMAN 5 Taruna Brawijaya punya semangat bertarung yang tidak mudah padam.”
Pesan itu sederhana, tapi menggetarkan. Mas Dhito tak hanya bicara tentang keberhasilan, melainkan juga tentang makna kegigihan dan moralitas. Ia berpesan agar para pelajar kelak menjadi pribadi yang berguna bagi sesama dan selalu menjaga adab dalam setiap langkah.
“Pangkat dan jabatan yang mungkin nanti ada di pundak kalian — entah sebagai perwira TNI, polisi, atau pejabat — itu bukan kehormatan pribadi, tapi amanah rakyat. Jagalah dengan hati yang bersih,” katanya menutup pertemuan.
Mas Dhito juga menekankan, di era penuh perubahan seperti sekarang, bangsa ini membutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara mental dan mencintai tanah air tanpa pamrih.
Kunjungan para siswa itu akhirnya berakhir dengan senyum dan semangat baru. Di mata mereka, pertemuan dengan Mas Dhito bukan sekadar tugas sekolah, melainkan pelajaran hidup — tentang arti perjuangan, keberanian, dan tanggung jawab moral sebagai anak bangsa.
Karena sebagaimana kata sang bupati muda itu, “Setiap masa punya tantangannya sendiri. Dan hanya mereka yang berani berdiri tegak yang akan menulis kisahnya di masa depan.”
Bagikan Berita :








