KEDIRI – Mengutip podcast @matasaroja, terdapat sejumlah pernyataan menarik seputar menata lima tahun ke depan seiring bakal digelarnya Pemilihan Wali Kota Kediri. Tuan rumah dalam podcast tersebut adalah Supriyo, menghadirkan tiga narasumber. Sudjono Teguh Widjaja selaku Wakil Ketua DPRD Kota Kediri, Ayub Wahyu Hidayatullah merupakan anggota DPRD Kota Kediri dan Reza Darmawan mantan Ketua KNPI yang juga mantan anggota dewan.
Berikut kutipan pernyataannya disampaikan Supriyo dalam podcast tersebut.
Saatnya Kota Kediri berubah, dalam debat resmi membuka tabir yang ada. Supaya tidak terkecoh lagi, kami harap masyarakat lebih cerdas untuk memilih pemimpin. Mengerti apa yang dirasakan masyarakat, bukan mengerti apa yang dirasakan keluarganya saja atau kelompoknya saja.
Saya yakin ratusan ribu warga Kota Kediri sudah merasakan betul 10 tahun kepemimpinan yang lalu seperti apa. Kita tahu akses uang ataupun akses kekuasaan bisa memutar balikkan. Kita kulik temuan 10 tahun ke belakang.
Pasca debat ada pemutar balikkan persepsi di masyarakat. Menilai secara fair dalam perdebatan bagi orang awam sangat indah yang disampaikan oleh salah satu paslon. Pendapat pribadi saya kebohongan bahkan nilainya 80%, konsumsi sangat indah bagi publik.
Bahwa 10 tahun terakhir masyarakat intinya memiliki tiga kebutuhan, yang pertama lapangan pekerjaan, kedua layanan kesehatan, layanan pendidikan. Tunjukkan ke saya, ada nggak sekolah negeri yang gratis? Yang bermuncul iuran-iuran dan pungli, padahal wali kota punya hak menggratiskan dan punya hak diskresi karena aturan dasar di Permendikbud jelas.
Terkait layanan kesehatan juga Puskesmas tidak ada yang 24 jam, juga banyaknya tunggakan BPJS warga kota kediri. APBD sangat besar relevan, bahwa masih banyak warga Kota Kediri yang menunggak BPJSnya. Kita tahu bahwa prodamas itu uangnya di recofusing untuk ke BPJS tapi mana buktinya.
Kutipan pernyataan Sudjono Teguh Widjaja
Kita membahas debat, paslon pertama ingin memperbaiki pemerintahan sebelumnya, paslon 2 ingin melanjutkan. Pertama prodamas itu saat dewan 2014 lumayan baik karena dana 50 juta digunakan mengisi berkakas kompor, kursi, karpet, cctv dan lain-lain yang manfaat.
Paslon satu itu ingin memperbaiki karena Prodamas tidak perlu dilanjutkan, karena itu tidak bermanfaat bagi masyarakat dan kita alihkan untuk sekolah gratis dan kesehatan. Paslon 1 fokus bantuan kurang mampu dan berprestasi mulai SD, SMP dan SMA tercover. Ada sekolah yang sudah bagus dan dikasih hibah secara terus-menerus tapi banyak juga sekolah negeri yang masih memiliki fasilitas tidak lengkap.
Income-nya warga diantara 1,5 juta hingga 3 juta dan 50% lebih di bawah UMR, itu namanya kota sulit.
Kutipan Ayub Wahyu Hidayatullah
Merespons debat pertama kemarin saya berharap masyarakat lihatlah fakta. Bicara soal pendidikan selama 10 tahun di bawah kepemimpinan incumben. Ternyata indeks yang kemarin disampaikan SDM tetapi fakta di Kota Kediri dari sisi sumber daya manusia masih di dominasi lulusan SMA ke bawah.
Kalau bicara satu keluarga satu sarjana, lalu kemana saja kemarin dan faktanya tidak ada. Pendidikan tingkat SD, SMP dan SMA perlu banyak koreksi. Ada sebagian masyarakat sampai ijazah tertahan karena tidak mampu membayar SPP. Janji jangan muluk-muluk, apalagi terkait kemiskinan. Setahu saya menurut data BPS, Kota Kediri merupakan kota dengan tingkat kemiskinan urutan 2 se – Jawa Timur dari levelnya untuk kota dari 9 kota.
Gambaran sebenarnya terkait kesejahteraan di Kota Kediri sangat memperhatikan, karena katanya kota yang paling kaya se – Indonesia ternyata gambaran masyarakatnya tingkat kemiskinan nomor 2 se Jawa Timur.
Kutipan Reza Darmawan
Semoga ini menjadi ilmu pengetahuan, bagian pendidikan politik buat masyarakat Kota Kediri dan kita semua, untuk menata Kota Kediri lebih mapan. Kita juga harus mengerti visi paslon nomor urut 1. Kita lihat memang lebih mengajak kepada suatu tantangan dan memantapkan bagaimana Kota Kediri tertata dengan rapi.
Makanya tagline-nya Kediri Mapan, artinya dia memiliki target. Paslon nomor urut 2 bisa tagline melanjutkan, itu bisa diartikan melanjutkan kekuasaan atau melanjutkan pemerintahan. Awal Prodamas 8 tahun akan klimaks dan tidak relevan makanya perlu konsep di periode yang kedua. Ternyata tidak dijalankan dan berakhirnya tidak maksimal.
Kehadiran Mbak Vinanda menjadi keuntungan besar bagi masyarakat Kota Kediri, ada kesempatan terealisasi transfer pusat ke daerah. Selama ini direbutkan di daerah kota Kabupaten lain untuk mengambil itu. Selama ini terganjal komunikasi, Pemerintahan Kota Kediri tidak pernah dapat mengambil.
Visi misi Mbak Vinanda sangat bisa untuk terealisasi melihat kondisi masyarakat hari ini. Berharap dukungan dari pemerintah pusat yang mampu menguatkan investor. Kemudian masih terkait komunikasi, pemerintahan lama dengan dewan itu juga tidak berjalan dengan baik.
editor : Nanang Priyo Basuki